Ratusan ABK Unjuk Kebolehan

Kabupaten Banyumas

Ratusan ABK Unjuk Kebolehan

  • Dalam Gebyar Pendidikan Inklusif 2018

 

PURWOKERTO – Plt Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan membuka Gebyar Pendidikan Inklusif 2018 yang dipusatkan di Alun-Alun Kota Lama Banyumas, Selasa (20/3).

Gebyar Pendidikan Inklusif yang berlangsung selama tiga hari, Selasa hingga Kamis (20-22/3), meliputi pameran hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menempati 25 stand, pentas seni, dan berbagai macam lomba. Peserta lomba mewarnai tercatat 191 anak, lomba melukis (85), fashion show (100), dan lomba kreativitas seni (58 peserta).

“Pendidikan ABK memerlukan perhatian dan penanganan yang khusus pula. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terimakasih secara khusus kepada para guru dan jajaran kependidikan yang selama ini telah memberikan layanan kepada siswa-siswi berkebutuhan khusus,” kata Plt Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan.

“Di masa kecil dulu, saya melihat siswa-siswa kategori ABK sering kali diolok-olok ketika masuk suatu sekolah. Sehingga banyak di antara mereka yang akhirnya tidak betah dan keluar sekolah. Sekarang ini, dengan hadirnya sekolah-sekolah inklusif, penerimaan masyarakat kepada ABK jauh lebih baik. Hal ini patut kita syukuri bersama,” kata Budhi.

Sebelum dan seusai Plt Bupati Banyumas menyampaikan sambutan, ratusan ABK tampil dan unjuk kebolehan di panggung secara bergantian. Ada yang menampilkan kecakapan seni pantomim, menyanyi tunggal, menyanyi berkelompok, grup band, tari hingga baca puisi. Bahkan di saat acara pembukaan, yang bertugas sebagai dirigen juga dari anak berkebutuhan khusus.  

Kabupaten Inklusi

Sekadar catatan, Kabupaten Banyumas telah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Inklusi pada tahun 2016. Pemkab setempat pun telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 31/2016 tentang Pendidikan Inklusif. Deklarasi Kabupaten Inklusi itu sendiri dilaksanakan pada resepsi puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dua tahun silam.

Deklarasi tersebut dilakukan Pemkab Banyumas sebagai tindak lanjut dari dibukanya sekolah-sekolah inklusif secara massif sejak 2014.

“Saat ini ada sebanyak 625 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif,” kata Purwadi Santoso, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas.

Dari 625 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif itu, masih menurut Purwadi, PAUD/TK ada 36 buah, 540 SD/MI, 42 SMP/MTs, 3 SMA/MA/SMK, dan 4 SLB.

Adapun guru pembimbing khusus yang tersebar di 625 sekolah tercatat 1.344 orang guru. Mereka terdiri dari 72 guru PAUD/TK, SD/MI (1.080), SMP/MTs (126), SMA/MA/SMK (3), dan SLB (63 orang).

Siswa-siswi kategori ABK yang sekolah pada tahun 2017 tercatat 2.524 orang anak. Sebanyak 81 di antaranya belajar di tingkat PAUD/TK, SD/MI (1.899), SMP/MTs (57), SMA/MA/SMK (4), dan SLB (483).

Gebyar pendidikan inklusif tahun ini, menurut Purwadi, dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil-hasil program tahun sebelumnya dan perencanaan program tahun berikutnya.

“Kegiatan ini juga dalam rangka mensosialisasikan pada masyarakat mengenai pentingya perhatian kita semua pada anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan akses pendidikan. Kita dalam hal ini adalah pemerintah, sekolah dan guru, serta orang tua dan masyarakat luas,” kata Purwadi. (*)

 


Kamis, 22 Maret 2018