Guru Dilatih PINTAR Berinovasi dan Kritis, Dorong Merdeka Belajar

Kabupaten Banyumas

Guru Dilatih PINTAR Berinovasi dan Kritis, Dorong Merdeka Belajar




Banyumas –  Program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation secara berkesinambungan melakukan pelatihan secara masif kepada guru dan kepala sekolah/madrasah mitra di Kabupaten Banyumas. Selama 3 hari (25-27/2) PINTAR telah melatih guru-guru SMP dan MTs dari 5 Mapel.  Pelatihan tersebut mendekatkan unsur pembelajaran  aktif yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi serta melatih pembelajaran dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking skills  atau kemampuan berfikir tingkat tinggi.

School Teacher Training Coordinator Secondary PINTAR Tanoto Foundation Jakarta Sisworo Hadi di sela pelatihan yang diselenggarkan di Hotel Wisata Niaga, hari ini (27/2) menyampaikan bahwa yang dilakukan oleh PINTAR Tanoto Foundation sudah sesuai dengan kebutuhan guru dalam mendidik siswa untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 untuk mendorong siswa agar mampu berinovasi dan berfikir kritis.

“Tantangan yang dibutuhkan oleh siswa di era revolusi industri 4.0 sangat kompleks. Sehingga sangat diperlukan sikap kritis dan inovasi dalam pembelajaran. PINTAR mulai melakukannya dengan melatih dan memasukkan satu unit penuh yaitu membuat pertanyaan dan lembar kerja tingkat tinggi, atau higher order thinking and skill,” katanya.

Sisworo menjelaskan pembelajaran bukan hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi lebih daripada itu, guru harus menciptakan lingkungan belajar agar anak mampu belajar secara optimal dan anak menjadi seorang pembelajar. Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Karena lingkungan zaman industri 4.0 ini sumber belajar sudah ada dimana-mana. Sehingga penting seorang guru mampu mendorong siswa untuk berpikir kritis.

“Kemampuan berfikir kritis ini akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam merespon berbagai hal di lingkungannya. Dalam pelatihan, keterampilan proses yang inovatif akan diwakili oleh sebuah lembar kerja yang memiliki komponen pertanyaan tingkat tinggi dan menuntun siswa untuk melakukan aktivitas yang produktif, kritis, imajinatif dan terbuka serta bermakna. Hal tersebut akan mendorong banyak inovasi di kelas,” ungkapnya.

Materi  yang dilatihkan oleh PINTAR juga telah di praktikkan guru hari ini. Mereka mempraktikkan membuat sebuah pembelajaran yang bermakna, menata lingkungan belajar di kelas dengan kemudahan akses, mobilitas, dan interaksi. Selain itu mereka merefleksikan pengalaman belajar untuk selanjutnya diperbaiki dalam pendampingan bersama fasilitator daerah.

“Saya membayangkan, kalau di kelas semua siswa berlomba-lomba untuk bertanya dengan benar, terlihat akan sangat asyik sekali. Ini berarti mereka sudah mendapatkan kunci utama dalam berfikit kritis. Ini yang kita dorong dalam pelatihan,” ungkapnya.

Berfikir Kritis dan Merdeka Belajar

Pembelajaran yang mengedepankan kebebesan dalam berfikir atau dalam arti lain berfikir kritis serta memberikan kebermaknaan dalam belajar yang sekarang lebih populis dengan semangat Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan juga terwadahi dalam pelatihan

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap Drs Takdir Widagdo, S.H., M.Si. dalam pembukaan menjelaskan bahwa perubahan pembelajaran menjadi tantangan tersendiri dalam belajar. Dengan menggunakan pendekatan MIKIR dan lembar kerja yang beorientasi pada kebebasan dalam belajar sangat sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan.

“Dinas Pendidikan sangat berterima kasih terhadap Tanoto Foundation yang telah memberi kesempatan bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk mendapatkan ilmu terbaru. Program Tanoto Foundation sangat sejalan dengan program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena memulai perubahan di kelas secara maksimal. Misalkan pembelajaran didorong lebih berpusat kepada siswa, siswa difasilitasi dengan lingkungan kelas yang pembelajar dan kebebasan terbuka dalam mengemukakan pendapat. Guru mejadi fasilitator pembelajaran yang memberbaskan mereka untuk berinovasi,” katanya.

Takdir Widagdo mengatakan tantangan dunia pendidikan semakin kompleks. Sehingga pelatihan yang memberikan bekal kuat dalam menyikapi perkembangan lingkungan tersebut sangat penting. Terutama dalam hal berpikir kritis dan kreatif. Siswa jaman now membutuhkan bekal tersebut.
 
Pelatihan praktik baik pada gelombang ke 2 ini dilakukan untuk mitra SMP dan MTS berasal dari kecamatan Purwokerto Selatan dan Patikraja. Kegiatan Pelatihan Praktik Baik Modul 1 Pembelajaran Aktif dan Budaya Baca diikuti oleh 70 orang peserta. Berasal dari guru 5 mata pelajaran yaitu IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Setiap mata pelajaran diwakili oleh 3 orang guru.

Selama 3 hari mereka melakukan pelatihan dan pada hari terakhir mereka akan melakukan praktik di sekolah masing-masing. Setelah pelatihan mereka akan didampingi sebanyak 12 kali untuk memastikan hasil-hasil pelatihan dilakukan secara konsiten.


Jumat, 28 Pebruari 2020