“Dalam menyusun menu B2SA perlu memperhatikan umur, jenis kelamin, aktifitas, berat badan dan keadaan psikologis serta menggunakan ukuran porsi, alat bantu ukuran rumah tangga (URT) dan daftar bahan penukar,” katanya

Widarso berharap kegiatan ini tidak sekedar lomba, tetapi dapat diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari, mengingat banyak kasus kurang gizi maupun stunting tidak diakibatkan karena kurangnya makanan, tetapi akibat makanan yang tidak bergizi dan seimbang.

”Kegiatan bertujuan untuk menciptakan menu yang beragam bergizi seimbang dan aman untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat sesuai dengan kebutuhan ideal gizi yang dibutuhkan,” kata Widarso.

Widarso menambahkan bahwa pihaknya memilih juri dari berbagai golongan. Untuk Juri ada berbagai unsur antara lain Dinas Ketahanan Pangan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Sudirman, Tim Penggerak PKK, dan Persatuan Chef Profesional Indonesia. Kriteria penilaian terdiri dari resep menu, keragaman dan keseimbangan antar kelompok pangan, kreatifitas, penampilan, higienis dan cara penyajian serta cita rasa.

“Hasil lengkap Cipta Menur B2SA 2019 adalah Kecamatan Rawalo menjadi Juara 1, diikuti Kecamatan Patikraja Juara 2 dan Juara 3 Kecamatan Kembaran. Sedangkan Juara Harapan 1 diraih oleh Kecamatan Sokaraja, sebagai Juara Harapan 2 Kecamatan Baturraden dan Juara Harapan 3 Kecamatan Sumbang,” kata Widarso

Septi peserta dari Kecamatan Rawalo mengaku bangga timnya menjadi yang Juara 1 dengan menampilkan menu makanan pagi, berupa bubur susi dalor kuah sucang, pelor goreng daun bayam, pepes ayam gulung, puding buah pepaya dan minuman susu.

“Sedangkan untuk makan siang nasi balok umbi jala, dengan lauk ikan gurami panggang saus kuning, sayur gulung kukus suas urap dan es buah sari dengan kudapan serabi pisang kukus,” jelasnya

Camat Rawalo Kushartono, mengaku senang timnya meraih juara pada lomba kali ini. Dirinya sangat mendukung Rawalo agar menang lomba di tingkat propinsi dan bisa maju tingkat nasional