PASUKAN TUNAS MUDA MULAI LATIHAN INTENSIF

Kabupaten Banyumas

 

PASUKAN TUNAS MUDA MULAI LATIHAN INTENSIF
Pasukan Tunas Muda Kwartir Cabang Banyumas yang kemudian disingkat PTM Banyumas adalah Unit kegiatan Dewan Kerja Cabang Pramuka (DKC) Banyumas yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai Pasukan Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) pada Apel Besar Hari Pramuka Tingkat Kabupaten Banyumas. Pasukan ini mulai dibentuk pada tahun 1992 dan sampai sekarang telah mencapai angkatan 22 pada tahun 2014. PTM 2014 ini mulai latihan intensif, Senin (1/9) di Halaman GOR Satria Purwokerto.
Kabid Pemuda Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Ida Nyoman Sari mengatakan bahwa PTM tahun 2014 berjumlah 40 orang Pramuka yang terdiri dari 37 Pramuka Penegak, 1 Pramuda Pandega, 1 Pramuka Penggalang dan 1 Pramuka Siaga. “PTM ini hasil seleksi dari ratusan Pramuka pada tanggal 19 Agustus lalu dan akan bertugas pada tanggal 16 September mendatang” jelasnya.
Menurut Sari latihan sudah dimulai sejak tanggal 28 Agustus 2014, dengan para pelatih dari Kodim 0701 Banyumas dan Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka Banyumas. Latihan akan berakhir pada tanggal 15 September 2014, sehari sebelumnya perserta dikarantina di Hotel Tiara sampai 17 September sehari setelah pelaksanaan upacara. “Untuk pengukuhan akan dilaksanakan oleh Bapak Bupati tanggal 15 siang di Pendopo Sipanji Purwokerto, sebelum bertugas pada tanggal 16 September” tambahnya.
Ditengah teriknya matahari PTM ini mengikuti aba-aba pelatih Serka Supriadi, dan Bahrun didampingi pelatih lainya dari DKC. Terasa ingin menjadi yang terbaik dengan langkah tegap Pramuka Penegak ini menuruti aba-aba yang diberikan. Tak segan-segan para pelatih memberi intruksi bagi peserta yang diikuti dengan tekun secara berulang-ulang. “Untuk menegakkan disiplin kadang kami meberi intruksi agak keras” kata Supriyadi.
Ketua DKC Banyumas Anggita Irmasari yang ikut mendampingi pelatihan mengatakan pelatihan PTM adalah kawah candradimuka Pramuka Banyumas yang nantinya akan menjadi pimpinan di pangkalan masing-masing. “Hampir sebagian besar, purna PTM menjadi aktifis pramuka di sekolahnya masing-masing dengan menularkan ilmu yang diperoleh dipelatihan ini” kata Gita.
Menurut Gita PTM Banyumas merupakan Pasukan Khusus Pengibar Bendera tertua di Jawa Tengah. Ditingkat Propinsi juga mempunyai pasukan khusus dengan nama Pasuka Candra Birawa, dan di kabupaten lain juga ada dengan nama yang berbeda. “Tapi keberadaan mereka mengikuti jejak Pramuka Banyumas yang terus berkreasi, maka layak kita mendapat predikat tergiat” katanya agak pamer.
Selain pelatihan PBB para peserta juga belajar kedisiplinan, kekompakan dan persaudaraan.
Parsito : Staf Sub Bagian Pemberitaan dan Dokumentasi.

Rabu, 27 Juli 2011
Ilmu yang Saya Dapat Dalam 7 Hari Latihan Pasukan Tunas Muda

            Pengalaman pertama saya di PTM tentu pada saat pertama ikut seleksinya. Pagi hari sekitar pukul delapan, kami para peserta seleksi Calon Pasukan Tunas Muda berkumpul di Kantor Kwarcab Kabupaten Banyumas. Hal pertama yang saya dapatkan pada seleksi ini adalah kedisiplinan. Walaupun baru seleksi tetapi para peserta sudah harus menaati perintah dari panitia penyelenggara. Seluuruh peserta seleksi harus berlomba-lomba dan bersaing agar dapat masuk dalam Pasukan Tunas Muda.
            Tes pertama yang saya hadapi adalah PBB atau baris-berbaris. Para peserta harus menjalankan komando atau aba aba dari penguji. Walaupun ini adalah tes seleksi, tetapi ti penguji pun sedikit memberikan pengetahuan tentang PBB dan baris berbaris. Bukan hanya menyeleksi tetapi juga mengoreksi kami jikalau ada yang salah melakukan gerakan. Itulah sedikin ilmu yang bukan hanya saya yang mendapatkannya tapi juga peserta seleksi yang lain.
            Lalu ilmu yang lain saya dapat pada saat technical meeting. Pada saat itu para Calon Pasukan Tunas Muda yang sudah lolos seleksi dikumpulkan. Pembacaan tata tertib Calon PTM dibacakan oleh salah seorang panitia penyelenggara. Kami menyimak semua perkataan dari panitia penyelenggara. Lalu setelah itu kami diajarkan berbagai nyanyian. Pada saat itu kebersamaan dan keakraban mulai terjalin antar sesama peserta.
Setelah pembacaan tata tertib dan mulai saat itulah tata tertib Calon Paukan Tunas Muda harus dijalankan. Saya mendapatkan ilmu baru dalam pelaksanaan tata tertib ini. Seperti jalan harus berdua dan langkah harus baik, itu melatih kedisiplinan kami dalam melangkah dan tidak membuat diri kami egois karena tidak akan ada anak yang berjalan sendiri tanpa teman.
Lalu ilmu yang selanjutnya adalah ilmu untuk menghargai suatu hal yang dirasa tidak penting dan selalu kami hambur-hamburkan yaitu BBM. Tata tertib ini digunakan agar peserta lebih menghargai BBM yaitu dengan cara harus menuntun kendaran jika masuk gerbang kantor Kwarcab Kabupaten Banyumas. Ya memang ini menurut saya sedikit konyol karena itu hanya mengirit bensin tidak seberapa. Tapi ya memang ada benarnya, paling tidak itu menjadi symbol agar kami tidak menghambur-hamburkan BBM.
Lalu ilmu yang saya dapatkan lagi adalah ilmu menghargai dan menepati waktu. Kami dalam mengikuti pendidikan PTM harus dating tepat waktu. Jikalau ada yang tidak tepat waktu sanksinya memang bukan sanksi fisik tetapi sanksi mental. Anak yang terlambat paling tidak harus berdebat denagn panitia, terutama biasanya adalah Kak Doni. Bukan hanya debat tetapi anak yang terlambat juga biasanya dikerjai oleh Kak Doni dan teman-teman lainnya.
Bukan hanya menepati waktu, kami juga diajarkan untuk menghargai waktu dan tidak membuang-buang waktu. Dalam melakukan segala hal kami harus tepat waktu. Seperti pada saat istirahat gunakan waktu untuk istirahat, pada waktu sholat tidak untuk bercanda karena itu akan membuang waktu. Karena waktu yang terbuang itu sebenarnya dapat digunakaan untuk hal lain yang lebih positif dan bermanfaat.
Ilmu selanjutnya adalah ilmu menjaga sikap. Sikap kami Calon Pasukan Tunas Muda harus berbeda dengan sikap anak biasa. Kami harus menjaga tingkah perilaku, bahasa dan kata-kata. Calon PTM harus bias mengurangi bercanda. Bercanda memang perlu tetapi bercanda harus pada saatnya. Kan nggak lucu kalo pas lagi ngibarin bendera ketawa sendiri. Mau diketawain sama yang nonton apa?
Lalu pada saat berbicara satu sama lain kami harus menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal itu melatih kami agar kami mengahargai bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Kami juga harus menjaga kata-kata. Kami disarankan untuk mengurangi kata-kata yang tidak sopan dan tidak enak didengar. Karena itu kami Calon Pasukan Tunas Muda dituntut untuk bertingkah laku, bericara dan berbahasa yang baik.
Ilmu yang lain adalah semangat. Kami harus semangat dalam menjalani latihan yang mungkin melelahkan dan menjenuhkan. Kami biasa membangkitkan semangat kami dengan nyanyian. Karena bagi kami Pramuka tidaak lengkap jika tidak ada NYYAAAAANNYIII. Jadi kami harus tetap semangat dalam menjalani latihan ini. Kami Calon Pasukan Tunas Muda tidak boleh malas-malasan apalagi mengeluh karena itu bukanlah cirri seorang Pramuka sejati.
Setelah kami semangat tentu kami harus selalu serius dan menghayati tugas masing-masing. Hal ini disampaikan oleh pelatih PBB kami yaitu Bapak Sugianto. Kami harus serius, konsentrasi dan menjiwai dalam melakukan formasi-formasi. Bayangkan bahwa sang saka merah putih adalah nyawa. Weiiiiissssss. Tapi memang itu terbukti. Jika kami serius maka latihan akan berjalan lancar, baik dan maksimal.
Setelah serius, menurut Bapak Sugianto kami harus memiliki feeling dan insting. Hal ini harus dimiliki kami para pembentuk formasi. “bayangkanlah bahwa pasukan ini adalah satu kesatuan yang tidak lepas” kata Bapak Sugianto.
Lalu ilmu selanjutnya adalah : KEEP SMILE! Itu harus kami lakukan pada saat kami membentuk pasukan formasi. Biasanya sih yang suka koar-koar kaya gitu sih Kak Dilla. Tapi memang jika kami tersenyum maka akan terlihat lebih indah dan enak dipandang. Apalagi pembawa baki, harus selalu tersenyum. Bukan berarti cengar-cengir lho.
Lalu ilmu yang tak kalah penting lagi adalah KORSA atau rasa persaudaraan. Kami para Calon Pasukan Tunas Muda harus mempunyai jiwa persaudaraan satu sama lain agar terjalin suatu keluarga yang kuat. Jika satu senang yang lain juga senang. Jika satu kesusahan yang lain membantu. Memang ilmu ini tidak kami dapat secara langsung melainkan didapat secara tersirat. Tapi kami merasakan ada rasa persaudaraan dalam diri kami.
Dan banyak sekali hal yang kami dapat dalam pendidikan ini. Saya tidak dapat merincikan satu per satu. Jadi cukup sekian cerita dari saya. Maaf jika ada nama yang saya sebut. Sebenarnya itu adalah sebuah tanda saying saya kepada kakak kakak semua. Terimakasih.

                                                                       


02 09 2014 07:57:00