Banyumas Bertekat Pertahankan Adipura
Banyumas Bertekat Pertahankan Adipura
PURWOKERTO, “Bulan November ini akan dimulai penilaian tahap pertama piala Adipura Tahun 2014/2015. Penilaian akan dilakukan oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk itu kepada semua PNS untuk bisa memberi contoh berperilaku hidup bersih dan sehat” Ajak Sekda Banyumas Ir Wahyu Budi Saptono Msi pada pengarahan apel pagi beberapa waktu lalu.
Pada penilaian kali ini, Pemkab Banyumas, menyatakan bertekat akan mempertahankan penghargaan di bidang kebersihan dan tata kelola lingkungan. “Tahun lalu, Banyumas berhasil mendapat piala tersebut, setelah sebelumnya menunggu lebih dari tujuh tahun” kata Barkah Humas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas.
Lebih lanjut Subarkah, mengatakan salah satu persiapan yang dilakukan untuk mempertahankan Adipura adalah mengkaji lokasi yang akan dinilai masih lemah untuk indikator skor penilaian. “Yang sedang kami perhatikan adalah keberadaan tempat pembuangan sampah (TPS) dan minimnya penghijauan di fasilitas umum” katanya.
Barkah menyampaikan lokasi yang menjadi sorotan pihaknya adalah Stasiun Kereta Api Purwokerto yang dinilai minim TPS dan minim pohon peneduh. “Di stasiun Purwokerto, keberadaan TPS kurang representatif dan minim penghijauan yakni pohon peneduh, kami sudah berkoordinasi dengan pihak PT KAI,” katanya usai sepeda sehat bersama Bupati Jumat (7/11) kemarin.
Senada dengan Barkah salah satu staf BLH Purwono mengatakan selain stasiun, yang menjadi perhatian adalah keberadaan bank sampah di kawasan perumahan juga dinilai masih minim. Keberadaan bank sampah justru lebih banyak di pemukiman non perumahan. Bank Sampah ini lebih banyak dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM). “Kami akan menggiatkan pengelolaan bank sampah di kawasan perumahan,” terang Purwono.
Menurutnya, keberadaan bank sampah dan pengelolaan fasilitas sampah kota adalah bagian titik pantau yang mulai diberlakukan pada penilaian Adipura 2014/2015. “Sekarang lagi dikembangkan pengolahan sampah dengan instalasi Bio Metan Green. Bio Metan Green merupakan alat pengelolaan sampah organik menjadi gas dan pupuk cair organik. Ini dikembangkan KSM di Kelurahan Mersi. Bio metan green ini jadi memanfaatkan sampah untuk kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Dengan adanya Bio Metan Green, untuk perhari, 30-50 kg hasil sampah perkotaan dapat dikelola menjadi gas dan pupuk cair organik. Bahkan, KSM daerah Mersi telah menjalin MOU dengan Pasar Wage dan Pasar Kliwon Karanglewas dalam pengelolaan sampah pasar. Sampah yang dikelola kebanyakan sampah berupa sayur mayor.
Keduanya merasa optimis Banyumas akan bisa mempertahankan Adipura selain pihaknya memberi perhatian pada titik lemah tetapi juga partisipasi dan dukungan dari masyarakat begitu antusias. Banyak kelompok masyarakat menyadari betapa kebersihan dan kelestarian lingkungan itu menjadi tanggung jawan bersama, sehingga mereka dengan sukarela bekerja bakti membersihakan lingkungan dari berbagai sampah, termasuk pencabutan paku dipohon. “Terima kasih kepada Pramuka, Pemuda Pancasila, Forum Perjal, Ketua RT/RW dan Tokoh Masyarakat yang secara mandiri dan berkala melakukan kebersihan di berbagai titik” pungkas Barkah.
Parsito
08 11 2014 09:34:33