Pemkab Banyumas Sidak Apel Berbakteri

Kabupaten Banyumas

Purwokerto - Pemerintah Kabupaten Banyumas yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan serta Bagian Humas mengadakan  Inspeksi mendadak (sidak) perdagangan apel impor asal Amerika jenis Gala Royal dan Grenny Smith, Rabu (28/1) ke sejumlah distributor dan toko buah yang ada di kota Purwokerto.

Kabag Humas dan Protokol Agus Nur Hadie mengatakan sidak dilakukan untuk mencegah adanya bakteri berbahaya pada apel impor tersebut. “Sidak ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan apel Gala Royal dan Grenny Smith di Purwokerto, Karena mengandung bakteri berbahaya yaitu listeria monocytogenes, jika didapati maka dua jenis apel impor ini harus ditarik oleh pedagang ataupun toko buah impor” katanya.

Agus mengatakan bahwa Tim sudah mengunjungi beberapa titik baik distributor, pedagang besar maupun pedagang kecil. “Kita sudah masuk ke distributor dan beberapa tokoh buah dan pengecer, ternyata di wilayah Kabupaten Banyumas sudah tidak ada,”katanya di sela-sela melaksanakan sidak.

Untuk memastikan bahwa sudah tidak ada apel dimaksud, sejumlah petugas tetap memeriksa buah apel yang dipajang. Selama sidak berlangsung memang tidak ditemukan adanya pedagang yang menjual apel kedua jenis itu.

Tim gabungan ini memeriksa stok dua apel ini ke distributor buah impor Central Buah di Jalan DI Panjaitan, Toko Chery toko Buah terbesar di Purwokerto dan Isatana Buah pedagang eceran di Jalan Jenderal Sudirman Berkoh.

Daniel Purnomo Distributor Central Buah Purwokerto mengatakan bahwa pihaknya sudah tidak menerima pasokan kedua apel tersebut minggu ketiga bulan Desember. “Kami mendapat pasokan dari Importir, dan sejak bulan Desember, kami sudah tidak menerima pasokan lagi” jelasnya.

Lebih lanjut Dani mengatakan seandainya sampai sekarang masih ada yang menjual dia memastikan itu adalah sisa pengiriman yang lalu. “Kami mendapat pasokan terakhir bulan Desember, buah yang kami distribusikan 70 % buah lokal 30 buah import” tambahnya.

Manajer Toko Buah Cery Yudi Purnomo juga mengatakan hal senada, di tokonya kedua buah apel tersebut sudah tidak dijual lagi. “Sudah hampir sebulan kami tidak menjual apel tersebut” jelasnya

Sementara itu, pedagang Istana buah bernama Jaelani mengaku sejak seminggu dirinya sudah tidak menjual buah apel tersebut, karena mendengar berita apel kedua jenis ini mengandung bakteri berbahaya.

Selain itu, di tempat distributor buah impor yang ada, menurut Jaelani sudah tidak tersedia stok. Selama ini kedua jenis apel ini diperdagangankan dengan kisaran Rp 36.000- Rp 40.000 perkilogram, “Biasanya apel ini dikonsumsi oleh wanita yang sedang melaksanakan diet, rasanya agak masam sehingga tidak terlalu laris, kami menjual terakhir sekitar tanggal 20 Januari sampai sekarang nga ada lagi,” kata Jaelani

Sumber : Bagian Humas dan Protokol Pemkab Banyumas


28 01 2015 15:52:03