PERAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ORGANISASI

Kabupaten Banyumas

Oleh.

Goto Kuswanto, SIP.MM

Widyaiswara Utama

goto_kuswanto@yahoo.com

 Abstrack

 Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual

Proses komunikasi yang efektif  dalam organisasi diperlukan figure kepemimpinan yang dapat memahami fungsi komunikasi secara verbal dan non verbal dengan mengutamakan pemahaman 55 % secara visual dan 38 % secara vocal  dan 7% secara verbal. 

Kata Kunci  : Komunikasi efektif, Organisasi

            Komunikasi suatu hal tidak akan terlepas dari segala  aktivitas manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya oranisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan kha layak yang ada kaitannya dengan organisasi,

             Dalam rangka pembinaan kerja sama organisas(Effendy,1989).
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969) mengatakan “Leadership is Communication.

            Proses  Komunikasi yang efektif  memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan   wewenang.
           Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan sebagainya


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.


Komunikasi yang efektif berarti terciptanya suatu saling pengertian. Semua pihak yang berkomunikasi merasa telah mengertian dan dimengerti oleh pihak lain.

Prinsip yang harus  diikuti untuk mencapai komunikasi yang efektif adalah berusaha mengerti terlebih dahulu, baru kemudian sayangnya justru banyak orang membalikkan prinsip. Yang terjadi adalah ketika mendengarkan bukannya untuk memahami, tetapi menjawab.

Komunikasi efektif dilakukan dengan cara:

  1. Mendengarkan dengan empatik “ Saya perlu benar-benar memahami orang-orang yang bekerjasaama dengan saya.
  2.  Memberikan umpan balik yang tepat dan tulus “ Saya selalu mengupayakan untuk memberikan umpan balik secara tulus dalam setiap kesempatan

Komunikasi yang baik = Berubahnya Perilaku

Komunikasi mempunyai tujuan utama untuk mengubah kebiasaan atau sikap seseorang terhadap sesuatu, Komunikasi yang baik adalah proses dua arah, hal penting untuk diingat adalah jika kita ingin berkomunikasi secara efektif, kita harus memastikan bahawa ada pemehaman antara dua pihak, baik komunikasi scara lisan maupun secara sederhana dan tidak berteletele

Komunikasi : Proses Dua Arah.

Siapa yang memperoleh manfaat dari komnikasi tersebut.. Pengirim, Penerima atau keduanya, Jika hanya pengirim yang mendapatkan manfaat dari proses tersebut maka komunikasi yang terjadi mengalami penyimpangan atau kejadiaan suatu kebohongan

Pada sisi lain , Jika hanya penerima yang mendapatkan manfaat sedangkan si pengirim tidak terpengaruh dan dirugikan, terjadi suatu eksploitasi terhadap pengirim atau si penerima hanya mencuri dengan sepihak.

Bentuk Komunikasi:

Ada tiga bentuk utama dari komunikasi

  1. Tertulis
  2. Verbal
  3. Visual

Dari tiga bentuk  komunikasi yang paling paling penting adalah komunikasi visual

(Robert L.Lindstrom, Intro to Being Visual) kunci untuk menjadi komunikasi visual adalah ketika kita atau orang lain mengatakan “ Oh ya saya mengerti…” ini artinya Anda mampu mengutarakan pesan yang ingin Anda sampaikan dengan komunikasi tertulis, kita tidak akan mempunyai kesempatan untuk memeriksa pemahaman pembaca pesan. Oleh karenanya , dalam komunikasi tertulis, kita menggunakan pola piker pembaca, dan membuat sesuatu.

Komunikasi  Verbal dan Nonverbal.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang efektif dari pengirim ke penerima> Bagaimana caraanya ? penyampaian dengan :

  1. Visual     : Apa  yang dilihat (55%)
  2. Vokal      : Bagaimanaa kita menggunakan suaru kita (38%)
  3. Verbal    : Pemilihan kata-kata dalam komuinikasi ( 7 %)

 Komunikasi melibatkan pikiran dan fisik, Kebanyakan orang berpikir bahwa komunikasi hanya melibatkan kata-kata dan bahasa, Padahal bahasa hanya satu bagian kecil dari komunikasi keseluruhan. Banyak factor lain  yang mempengaruhi makna dari pesan yang ingin disampaikan

 Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif.

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

 2. Fungsi regulatif.

 Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:

a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.

 b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

  1. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
  2. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: Saluran komunikasi formal dan  Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
    Komunikasi dalam Organisas

 1.Komunikas internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan.
     a. Komunikasi vertikal,

yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari   pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya.

      b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari  karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.

2.Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
 Komunikasi dalam Organisasi

Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi.
Gaya Komunikasi. Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.

 KESIMPULAN
           Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan.

 Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
           Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi
Di dalam mengkomunikasikan sesuatu informasi kepada bawahan atau orang lain terdapat hambatan yang sering menghambat penyampaian informasi tersebut seperti, hambatan teknis dan hambatan simantik.

DAFTAR PUSTAKA

 Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril
Publishing Company, Columbus, Ohio.
Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung.
Mulyana, Teori Komunikasi-modul 10, 2008
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, 1996
https://terismon85blog.blogspot.com/2011/04/pentingnya-komunikasi-dalam-organisasi.html
Onong Uchyana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, 2001


17 02 2015 10:45:28