FUNGSI KEPEMIMIPINAN DALAM MOTIVASI

Kabupaten Banyumas

oleh: Goto Kuswanto, SIP.MM Widyaiswara Kantor Diklat Kab. Banyumas

Abstrack

Seorang individu dalam menerapkan peran sebagai pemimpin dalam organisasi dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat,. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personal dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Di hampir semua organissai yang ada, pegawai merupakan asset penting yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi khususnya bergerak dibidang jasa pelayanan yang mengandalkan tingkat kinerja pegawai di perusahaannya,. Salah satu pendekatan dalam  upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan.  Kepemimpinan mempunyai hubungan sangat penting dalam perkembangan ,.

Kata kunci : Kepemimpinan, Organisasi

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks  dan kompetitif menuntut setiap organisasi untuk bersikap responsif agar sanggup bertahan terus berkembang untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka diperl ukan adanya perubahan organisasi maka diperlukan adanya perubahan individu

Aga sanggup bertahan dan terus berkembang. Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi. kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Dalam dunia bisnis, kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu

Bernard (1999: 27), mengemukakan bahwa ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Sedangkan produktiv-itas sendiri merupakan rasio output terhadap input. Bahkan ada yang melihat performan-ce dengan memberikan penekanan kepada nilai efisien, yang diartikan sebagai rasio output dan input, sedang pengukuran efisien menggantikan penentuan outcome tersebut. Selain efisiensi produktivitas juga dikaitkan dengan kualitas output yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah ditentukan sebelumnya. Kinerja suatu lembaga tidak terlepas dari kinerja karyawannya. Begitu juga dengan pemerintah daerah, kinerjanya sangat ditentukan oleh kinerja pegawai yang bekerja di pemerintah daerah yang bersangkutan.

Disamping faktor kepemimpinan, faktor motivasi yang akan mempengaruhi kinerja pegawai yang dimiliki seseorang adalah merupakan potensi, dimana seseorang belum tentu bersedia untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang pegawai mau menggunakan seluruh potensinya. Daya dorong tersebut sering disebut motivasi. Melihat kenyataan tersebut, sudah saatnya pimpinan dapat lebih banyak memberikan kesempatan kepada pegawai mengembangkan sumber daya manusia agar lebih berprestasi dalam melaksanakan tugas

Faktor internal seperti sumber daya manusia (SDM), kemampuan pelayanan publik dan budaya intern birokrasi daerah merupakan pola suatu elemen yang harus dipertimbangkan. Manajemen sumber daya manusia ini terasa semakin sulit manakala pemerintah daerah dihadapkan pada situasi di mana daerah menerima limpahan pegawai (mutasi) dari pemerintah pusat. Kemampuan pelayanan public pemerintah daerah selama ini tampaknya masih jauh dari harapan masyarakat

Kepemimpinan merupakan salah satu cabang dari kelompok ilmu Administrasi Negara. Tiga macam Kepemimpinan, pertama studi Kepemimpinan yan mencoba mengadakan identifikasi berbagai sifat para pemimpin, kedua studi Kepemimpinan yang menekankan kepada berbagai perilaku pemimpin, ketiga studi Kepemimpinan yang disebutkan pendekatan kontingensi.

Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktifitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.

Kepemimpinan memiliki peranan dan bersetujuan untuk :

1.   Memberikan  atau menyajikan berbagai pengertian ( undestanding ) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah kepemimpinan.

2.   Memberikan berbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan ( predicting ).

3.   Memberikan pengaruhnya dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul dan berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan ( influencing ).

Sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, kepemimpinan memiliki peranan penting dalam kerangka manajemen. Sebab peranan seorang pemimpin pada dasarnya merupakan penjabaran serangkaian fungsi kepemimpinan. Sedangkan fungsi kepemimpinan itu sendiri sesungguhnya merupakan salah satu di antara peranan manajer dalam rangka untuk mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut, agar dengan penuh kemauan memberikan pengabdian dalam mencapai tujuan organisasi, sesuai dengan kemampuan para bawahan itu secara maksimal.

Oleh karena itu, timbul berbagai macam definisi kepemimpinan, baik kepemimpinan dipandang sebagai suatu ilmu, kemampuan pribadi seseorang, maupun kepemimpinan yang dilihat sebagai suatu proses.

Seorang pemimpin bukan sekedar seorang tukang atau juru, melainkan seorang yang secara profesional perlu mengabdikan kemampuannya untuk pencapaian tujuan organisasi, seorang yang terikat pada suatu kode etik, dan mengabdi pada kepentingan bersama. Itulah sebabnya dalam tulisan ini juga disajikan satu bab tersendiri yang menguraikan ” kepemimpinan sebagai satu profesi ”.

 Di antara berbagai macam peranan kepemimpinan ( leadership function ), arbitrating dan providing security merupakan diantara fungsi kepemimpinan yang sangat vital. Sebab dengan fungsi tersebut seorang pemimpin harus mampu menempatkan posisinya secara efektif terhadap segala hubungan yang antagonis diantara sesama anggota, atau antarkelompok di dalam organisasinya.

            Kepemimpinan salah satunya adalah definisi yang dikutip oleh Fred E. Fieldler dan Martin M. Chemer, sebagai berikut :

  • Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
  • Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
  • Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.

 

Dari berbagai batasan kepemimpinan tersebut para ahli manajemen berpendapat bahwa kepemimpinan sebagai suatu konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan strategis dan merupakan gejala sosial yang selalu diperlukan dalam kehidupan kelompok. Mempunyai kedudukan strategis karena kepemimpin merupakan titik sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sentral di dalam menentukan dinamikanya sumber-sumber yang ada.

Kepemimpinan sebagi konsep manajemen seperti dikemukakan oleh  Ralph M. Stogdill dapat dirumuskan ke dalam berbagai macam definisi, bergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Timbul macam-macam definisi.

Disebutkan bahwa, kepemimpinan adalah :

  • suatu seni untuk menciptakan kesesuaian paham,
  • suatu bentuk persuasi dan inspirasi,
  • suatu kepribadian yang mempunyai pengaruh,
  • tindakan dan perilaku,
  • titik sentral proses kegiatan kelompok,
  • hubungan kekuatan/kekuasaan
  • sarana pencapaian tujuan,
  • suatu hasil dari interaksi,
  • adalah peranan yang dipolakan,
  • sebagai inisiasi ( permulaan ) struktur.

 

Kepemimpinan adalah Kerangka Manajemen dan Administrasi. Bahwa Ilmu Manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya melalui kerja sama dengan orang lain. Diantara berbagai pendapat :

  • Marry Bakker Follert mengemukakan bahwa manajemen adalah sebagai seni akan lebih menekankan perlunya sikap dan keterampilan tertentu.
  • James A.F. Stonner mengemukakan manajemen suatu proses adanya rangkaian kegiatan usaha kerjasama dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan rangkaian kegiatan usaha yang dikemukakan oleh James A.F. Stonner, dalam kerangka manajemen sebagai suatu proses ada empat macam peranan penting bagi para pemimpin.

  • Kepemimpinan atau pemimpin pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi manajer, di samping fungsi planning, organizing dan controlling.
  • Di dalam melaksanakan serangkaian fungsi manajemen, pemimpin ( leader ) harus selalu mampu memberikan : petunjuk. bimbingan dan pengarahan kepada bawahan.
  • Selaku seorang pemimpin, tidak mungkin dan tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerja sama dengan bawahan.
  • Sebagai seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang sebaik-baiknya ( proper atmosphere ), harus memenuhi apa yang diharapkan bawahan, sehingga para bawahan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

Kepemimpinan menurut teori Sifat. Bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat perangai, ciri-ciri yang dimiliki oleh pemimpin itu, diantara berbagai pendapat :

Ordway Tead adalah perangai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin :

  • Energi Jasmani dan Rohani.
  • Kepastian akan maksud dan tujuan.
  • Antusiasme atau perhatian yang besar.
  • Ramah-tamah, penuh rasa persahabatan dan ketulusan hati.
  • Integritas atau pribadi yang bulat.
  • Kecakapan teknis.
  • Mudah mengambil keputusan.
  • Cerdas.
  • Kecakapan mengajar.
  • Kesetiaan.

Sifat-sifat tersebut diperuntukkan bagi para pemimpin pada umumnya. Tetapi di dalam prakteknya kesepuluh sifat tersebut tidak harus bersama-sama dimiliki oleh seorang pemimpin, melainkan sangat bergantung pada tingkat kondisi daripada para pengikutnya.

John D.Miller adalah perlu dimiliki oleh seorang pemimpin :

  • Kemampuan melihat oganisasi secara keseluruhan.
  • Kemampuan mengambil keputusan-keputusan.
  • Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang.
  • Kemampuan menanamkan kesetiaan.

Keith Davis mengemukakan empat macam kelebihan sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin.

  • Inteligensia
  • Kematangan dan keluasan pandangan sosial.
  • Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi.
  • Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antar manusia.

Chester I. Barnard, ada dua sifat utama yang perlu dimiliki oleh pemimpin.

  • Sifat-sifat pribadi yang meliputi : fisik, kecakapan, teknologi, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat, imajinasi.
  • Sifat-sifat pribadi yang mempunyai watak yang lebih subjektif, yaitu keunggulan seorang pemimpin di dalam :

            - keyakinan

            - ketekunan

            - daya tahan

            - keberanian

Ralph Stogdill mengemukakan 26 sifat kepemimpinan.

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok, ialah :

  • Fungsi yang berkaitan dengan tugas-tugas atau disebut pula fungsi pemecahan masalah.
  • Fungsi pemeliharaan kelompok atau disebut pula fungsi sosial.

Sedang masalah gaya kepemimpinan pada hakikatnya mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan bawahan. Dan hubungan antar pemimpinan dengan bawahan tersebut disebut gaya dan mempunyai sifat :

  • Berorientasi kepada tugas,
  • Berorientasi pada bawahan.

Di dalam gaya yang pertama ditandai dengan adanya beberapa hal seperti :

  • pemimpin memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahan,
  • pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan,
  • pemimpin meyakinkan kepada bawahan, bahwa tugas-tugas harus dapat dilaksanakan sesuai dengan keinginan pemimpin,
  • pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan.

Sedang gaya kepemimpinan yang kedua, sebaliknya ditandai dengan berbagai gejala sebagai berikut :

  • pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan terhadap bawahan,
  • pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan,
  • pemimpin lebih bersikap penuh kekeluargaan, percaya, hubungan kerjasama yang saling hormat menghormati di antara sesama anggota kelompok.

penyelidikan ciri-ciri kepemimpinan mulai mempelajari tingkah laku pemimpin menurut teori Kontinun hubungan pemimpin dengan bawahan.

  • Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan.
  • Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan.
  • Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan.
  • Pemimimpin memberikan keputusan tentatif.
  • Pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahan kepada bawahan.
  • Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan.

 

Kepemimpinan menurut Teori Kontingensi ada dua hal yang menjadikan sasaran mengadakan identifikasi faktor-faktor yang sangat penting di dalam situasi memperkirakannya atau perilaku kepemimpinan yang paling efektif di dalam situasi tersebut.

Menurut penelitian Fieldler ada tiga macam elemen.

  • Hubungan antara pemimpin dan bawahan maksudnya bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan.
  • Struktur tugas, maksudnya di dalam situasi kerja apakah tugas-tugas telah disusun ke dalam suatu pola-pola yang jelas.
  • Kewibawaan kedudukan pemimpinan, bagaimana kedudukan formal pemimin dilaksanakan terhadap bawahan.

Dari ketiga variabel oleh Fiedler kemudian dirumuskan ke dalam kombinasi yang dirasakan sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan pada hakekatnya adalah proses mempengaruhi orang lain, dan kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh tipe atau perilaku masing-masing pemimpin.

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah proses mempengaruhi orang lain. Dan kepemimpinan seseorang sangat dipengaruhi oleh tipe atau perilaku pemimpin masing-masing.

Dengan yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan, tidak lain adalah pola perilaku yang ditampilkan oleh seseorang pemimpin, pada saat pemimpin itu mencoba untuk mempengaruhi orang lain sepanjang diamati oleh orang lain.

Dengan kata lain, apabila seseorang pemimpin persepsinya terhadap perilaku kepemimpinannya baik dan bermanfaat, tidak berarti baik dan berfaedah pula menurut persepsi orang lain. Dengan demikian tinjauan terhadap pola perilaku kepemimpinan harus datang dari dua arah, yaitu dari pemimpin itu sendiri dan dari pihak orang lain.

Kepemimpinan sebagai suatu proses mengandung arti :

  • Interaksi antara yang melaksanakan kepemimpinan, yaitu pemimpin itu sendiri dan orang lain atau sekelompok orang yang dipimpinnya.
  • Faktor penyebab yang dimiliki seorang pemimpin sehingga orang lain atau sekelompok orang yang dipimpinnya melaksanakan seperti yang dikehendaki oleh yang memimpin dalam mencapai tujuan organisasi yang ditentukan.
  • Situasi yang mewadahi di mana proses interaksi terjadi.

mengemukakan kewibawaan pemimpin dan bawahan dalam organisasi mengemukakan Kepemimpinan dalam kehidupan organisasi timbul berbagai usaha untuk meneliti mengapa seorang pemimpin harus berhasil mempengaruhi orang lain.

1.   Teori kepemimpinan sifat.

Keberhasilan pemimpin disebabkan karena adanya kelebihan daripada sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri. Teori ini dikatakan kuno karena hasil penelitian bersifat diskriptif dan tidak selalu ada relevansi antara keberhasilan seorang pemimpin dengan sifat-sifat yang dimilikinya.

2.   Teori Kepemimpinan Perilaku Dan Situasi.

  • Konsiderasi ialah kecenderungan kepemimpinan yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
  • Sruktur inisiasi ialah kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan-batasan antara peranan pemimpin dan peranan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

3.   Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan yang ada pada pemimpin mempunyai sifat yang berbeda-beda :

Coersive power

Kewibawaan yang menimbulkan berbagai perasaan negatif seperti : rasa takut, terancam, sanksi fisik.

  1. Renumeratif power

Kewibawaan yang menimbulkan berbagai perasaan yang menyenangkan seperti : pujian, hadiah, promosi, penghargaan.

  1. Normatif power

Kewibawaan yang dapat memberikan kepuasan, kaena adanya berbagai pengakuan terhadap prestasi yang dicapai bawahan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga menimbulkan kebanggaan bawahan.

Menurut R.P French dan Bertram Raven kewibawaan bersumber kepada lima hal :

  1. Kewibawaan Formal
  2. Kewibawaan Berdasarkan Hadiah
  3. Kewibawaan yang Dipaksakan
  4. Kewibawaan Teladan
  5. Kewibawaan Berdasarkan Keahlian

Kepemimpinan sebagai satu persepsi. Dalam kerangka pengelompokan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu imu terapan ilmu-ilmu sosial. Ciri-ciri dan pengertian profesi.

Ada enam macam kriteria yang memberikan ciri bahwa kepemimpinan sebagi suatu ilmu :

  • memiliki prosedur;
  • memiliki definisi;
  • didukung oleh data yang obyektif;
  • mempunyai berbagai penemuan yang bersifat replicable;
  • pendekatan yang bersifat sistematis dan kumulatif;
  • memiliki tujuan.

Dan tujuan daripada setiap lmu pengetahuan pada hakikatnya meliputi :

  • memberikan suatu uraian;
  • memberikan pengertian;
  • memberikan berbagai penafsiran.

Dan tujuan-tujuan tersebut hasil diterapkannya suatu ilmu pengetahuan ialah :

  • terciptanya pertumbuhan dan perkembangan pengertian dan kepastian,
  • terwujudnya berbagai hal yang berkaitan dengan kontrol, kreativitas dan berbagai perubahan.

Secara teoritis perlu digali sumber-sumber tertulis yang telah mencoba menganalisa dan merumuskan pengertian profesi tersebut. Pendapat KR Andrews, mengatakan bahwa untuk menentukan satu profesi, apabila lapangan kerja memiliki 5 hal penting :

  1. Pengetahuan
  2. Diterapkan keahliannya
  3. Tanggung Jawab
  4. Self Control
  5. Pengakuan  oleh Masyarakat.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk menentukan criteria bahwa “kepemimpinan” sebagai satu profesi.

  1. Sebagai satu profesi,apakah kepemimpinanditandai dengan berbagai cirri ilmu pengetahuan, sebagai umumnya yang dimiliki ole setiap ilmu pengetahuan.
  2. Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan, di dalam aplikasinya bermanfaat untuk memecahkan berbagai persoalan yang kompleks.
  3. Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan mempunyai tanggung jawab social.
  4. Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinannya didukung dan ditunjang oleh adanya lembaga atau organisasi profesi.
  5. Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan juga memiliki pola perilaku yang wajib dipakai sebagai pedoman atau kode etik yang berlaku bagi setiap unsur pemimpin.
  6. Sebagai suatu profesi, eksistensi kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat, apa benar-benar telah memperolehpengakuan social.

Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan, bidang Kepemimpinan selalu menarik dibicarakan oleh para ahli karena disebabkan peranan pimpinan itu sendiri di dalam organisasi.

Untuk leih memahami hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan dalam jabatan pimpinan tersebut, ada beberapa permasalahan yang menarik untuk dikemukakan melalui suatu kerangka pokok-pokok materi sebagai berikut :

  1. Pendekatan system.
  2. Ientifikasi jabatan pimpinan.
  3. Keterampilan pengelolaan.
  4. Aspek-aspek kepribadian yang diperlukan.
  5. Tahap orientasi dan sosialisasi

Pendekatan sistim bahwa pengangkatan suatu jabatan pimpinan merupakan titik kritis dalam mata rantai pengelolaan suatu organisasi secara keseluruhan. Merupakan titik kritis, karena akibat kesalahan dan ketidak tepatan pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan pimpinan akan membawa akibat fatal bagi organisasi itu sendiri.

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mewujudkan tugas-tugasnya memerlukan keterampilan tertentu yang disebut keterampilan pengelolaan. Kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan tingkat dan sifat jabatan pimpinan. Jabatan pimpinan tingkat tinggi dan berlainan kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan Demikian pula keterampilan pengelolaan bagi pimpinan dalam taraf pengelolaan pemimpin tingkat atas.

Ada empat macam yang perlu diperhatikan kaitannya dengan kepribadian, masing-masing ialah :

  1. Kemauan untuk memimpin
  2. Kemampuan berkomunkasi
  3. Harga diri dan kejujuran
  4. Pengalaman pemimpin

Peranan Kepemimpinan Dalam Konflik Organisasi mengemukakan Peranan Kepemimpinan adalah kepemimpinan dalam kerangka manajemen. Pendapat Stoner dan Mintaberg berdasarkan kedua pendapat tersebut kepemimpinan hanya merupakan peranan seorang manajer :

  1. Kecakapan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakekatnya memiliki kekuatan motivasi dalam waktu yang bervariasi.
  2. Memiliki kecakapan untuk menimbulkan semangat.
  3. Memiliki kecakapan untuk berbuat dengan cara tertentu.

Masing-masing peranan atau fungsi tersebut, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Bersikap adil
  2. Memberikan sugesti
  3. Mendukung tercapainya tujuan
  4. Katalisator
  5. Menciptakan rasa aman
  6. Sebagai wakil organisasi
  7. Sumber inspirasi
  8. Bersikap menghargai

Dalam bab ini dijelaskan pula ciri-ciri suatu konflik sebagai berikut :

  1. Paling tidak ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yan terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan.
  2. Saling adanya pertentangan dalam mencapai tujuan, dan atau adanya suatu norma atau nilai-nilai yang saling berlawanan.
  3. Adanya interaksi yang ditandai dengan perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekankan terhadap pihak lain untuk memperoleh kemenangan.
  4. Adanya tindakan yang saling berhadap-hadapan akibat pertentangan.
  5. Adanya ketidakseimbangan akibat usaha masing-masing pihak yang berkaitan dengan kedudukan atau kewibawaan, harga diri, prestise dan sebagainya.

Motivasi sebagai proses psikolog betul-betul dapat memahami dan diciptakan oleh setiap pemimpin antara lain :

  1. Hakikat dan pengertian Motivasi.
  2. Berbagai teori Motivasi.
  3. Faktor-faktor berpengaruh terhadap motivasi.
  4. Teknik dan hambatan motivasi.

Teori kebutuhan antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Teori Hedonisme
  2. Teori Naluri
  3. Teori Reaksi yang Dipelajari
  4. Teori Daya Pendorong
  5. Teori Kebutuhan

      Ada 4 macam yaitu :

  1. Teori Pemenuhan Kebutuhan
  2. Teori Pemeliharaan Motivasi
  3. Teori David Mc. Clelland
  4. Teori Pengharapan

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap motivasi :

  1. Motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerjanya.
  2. Ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada motivasi menurut Lyman Porter dan Raymond Miles.
  3. Sumber lain mengemukakan, bahwa di dalam motivasi itu terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor.
  4. Tekanan Psikologis.
  5. Teori Douglas Mc. Gregor

Kepemimpinan sebenarnya dapat disimpulkan ada 3 dasar pemikiran :

1.   Syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin.

      Antara lain :

      -     Ciri-ciri yang bersifat fisik

      -     Ciri-ciri yang menunjukkan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan

      -     Kecerdasan dan kecakapan

      -     Kepribadian

      -     Ciri-ciri yang berorientasi kepada tugas

      -     Memiliki semangat kerja sama

2.   Bagaimana seorang pemimpin berperilaku.

      Dirangkum sebagai berikut :

      -     Teori konsiderasi dan struktur inisiasi

      -     Model kepemimpinan kontinun

      -     Grafik kepemimpinan

      -     Sistem kepemimpinan Likert

      -     Perilaku kepemimpinan menurut Teori Tiga Dimensi

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mewujudkan tugas-tugasnya memerlukan keterampilan tertentu yang disebut gaya kepemimpinan pengelolaan organisasi. Kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan berbeda-beda sesuai dengan tingkat dan sifat jabatan pimpinan. Jabatan pimpinan tingkat tinggi dan berlainan kadar keterampilan pengelolaan yang diperlukan Demikian pula keterampilan pengelolaan bagi pimpinan dalam taraf pengelolaan pemimpin tingkat atas.

 DAFTAR PUSTAKA

Wahjosumidjo .  1987. Kepemimpinan dan Motivasi . Jakarta : Ghalia Indonesia  

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Handoko, T Hani. 2000. Manajemen Personalia dan SDM. BPFE, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta.

Ibrahim, Amin. 2008. Pokok-Pokok Administrasi Publik dan Implementasinya. Refika Aditama, Bandung.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Rajawali Press. Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Kesembilan. Bumi Aksara.

Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Rajawali. Jakarta.

Ismaryanti, Siti. 2010. Hubungan Motivasi Kerja Pegawai dengan Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. 154-170

Rakhmanto, Ajib. 2009. Pengembangan PNS : Membangun Karier Meningkatkan Kualitas. Civil Service Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS. Vol 3. No.2. 69-70


17 02 2015 09:59:06