KENDALIKAN TIKUS, PETANI BANGUN RUMAH BURUNG HANTU

Kabupaten Banyumas

KENDALIKAN TIKUS, PETANI BANGUN RUMAH BURUNG HANTU

 

BANYUMAS – Pemerintah Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas bersama-sama petani Desa Kebokuro dan Lebeng menggandeng Bank Indonesia Purwokerto mengembangkan Rumah Burung Hantu (Rubuha). Hal itu untuk mengantisipasi munculnya hama tikus yang kerap menyerang lahan pertanian petani.

 

Pembuatan dua belas rubuha dilaksanakan secara bergotong royong antara petani, perangkat desa, pemerintah kecamatan termasuk TNI dengan disaksikan oleh Doantur dari Bank Indonesia, Selasa (5/5) lalu.

 

Camat setempat, Abdul Kudus, mengatakan dengan pembuatan rubuha diharapkan dapat meminimalisir potensi serangan tikus. Pencegahan hama tikus dengan metode tradisional tersebut memang membutuhkan waktu cukup lama, namun hasilnya cukup efektif. ”Kalau melihat daerah lain pembuatan rubuha ini cukup efektif untuk mencegah hama tikus. Ini merupakan proses alami, tahap pertama burung hantu masuk dulu, nantinya burung hantu tersebut akan memangsa tikus-tikus yang ada di area persawahan,” jelas dia.

 

Dia berharap dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk Bangk Indonesia, kelompok tani di wilayahnya dapat menambah rubuha. Lahan pertanian di wilayahnya secara keseluruhan seluas 1.604 hektare dengan jumlah kelompok tani sebanyak 70 kelompok. Menurutnya dibeberapa lahan pertanian di setiap desa / kelurahan di wilayahnya rawan terserang hama tikus. ”Tapi tidak semua lahan pertanian di desa itu rawan, hanya di beberapa titik lahan, biasanya merupakan lahan pertanian yang berada di dekat tanggul sungai” lanjutnya.

 

Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan BI Purwokerto Djoko Juniwarto saat menyaksikan pembuatan rubuha mengatakan bahwa pihaknya memberi bantuan senilai Rp17 juta tersebut dapat untuk membuat 12 unit rumah burung hantu. Bantuan itu menurut dia, untuk mendukung program ketahanan pangan. Sehingga tanaman padi warga setempat dapat terhindar dari organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa tikus sehingga hasil produksi dapat tetap terjaga.

 

"Musuh alami tikus adalah ular dan burung hantu (Tyto alba). Kami mendukung upaya pembasmian hama tikus secara alami melalui pengembangan burung hantu," katanya.

Menurut dia, Bank Indonesia memberi perhatian khusus pada ketahanan pangan untuk ikut menekan laju inflasi dari sisi suplai.

 

Kepala BPP Sumpiuh Suwinarto menjelaskan burung hantu merupakan burung besar yang tidak bisa membuat sarang sendiri, sehingga harus dibuatkan sarang, nanti burung itu mencari sendiri rubuhanya. Menurutnya makanan burung hantu 99 persen adalah tikus. “Burung hantu jenis Tyto alba setiap malam dapat makan tikus 10 hingga 15 ekor tikus," jelasnya.

 

Suwinarto melanjutkan bahwa burung hantu mampu mendeteksi tikus sejauh 500 meter serta mampu mendengarkan suara gerakan gerombolan tikus sejauh 12 kilometer. "Sepasang burung hantu mampu mengawasi lahan sawah sekitar 5 – 10 hektare. Daya jelajahnya sangat tinggi, sampai radius 12 km, waktu berburu setiap malam tidak peduli musim penghujan atau kemarau dan suara burung hantu saja sudah membuat tikus ketakutan” jelasnya.

 

Pengendalian tikus dengan memberdayakan burung hantu salah satunya mengaktifkan kembali rantai makanan yang selama ini terputus, selama ini hewan-hewan pemangsa tikus terutama ular ditangkapi, diburu sehingga tikus berkembangbiak tidak terkendali, merajalela dan sulit dikendalikan. “Burung hantu menjadi kebutuhan, untuk mengurangi hama tikus” pungkasnya.

 


07 05 2015 09:03:32