ANAK-ANAK SMP PANDAI BERMAIN CALUNG
ANAK-ANAK SMP PANDAI BERMAIN CALUNG
Program “Sepekan Banyumas Bergaung Calung” yang digelar mulai 6 sampai 11 April di Alun-alun Purwokerto menampilkan berbagai kelompok kesenian itu, kelompok kesenian pelajar mendominasi peserta.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Rustin Harwanti mengatakan setiap kelompok memainkan rata-rata tiga jam. “Setiap hari ada 3 kelompok kesenian yang tampil dengan jadwal pagi jam 08.30 s/d 11.30 siang jam 13.30 s/d 16.30 dan malam hari jam 19.30 s/d 22.30” katanya.
Acara yang di launching oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein usai upacara Hari Jadi Kabupaten Banyumas itu, ada 5 kelompok kesenian pelajar pengisi acara yaitu SMK Negeri 3 Banyumas, SMA Negeri 2 Purwokerto, SMP Negeri 5 Purwokerto, SMP Negeri Somagede dan SMP Negeri 1 Rawalo.
Lebih lanjut Rustin mengatakan bahwa pihaknya telah memberi edaran kepada setiap kantor pelayanan publik, hotel, restoran, tempat hiburan dan rekreasi untuk memutar iringan musik calung selama sepekan. “Kami ingin membangun suasana khas Banyumasan. Agar para tamu yang datang dari berbagai daerah ketika mendengar musik calung, mereka berada di daerah Banyumas” lanjutnya.
Selain memutar rekaman musik calung, di sejumlah lokasi seperti kantor kecamatan juga dianjurkan menggelar pentas calung secara bergiliran. “Sedangkan untuk kantor pelayanan publik, hotel, restoran, tempat hiburan dan rekreasi yang belum memiliki rekaman suara alunan calung bisa mengambil di Dinporabudpar” jelasnya.
Heri Purwanto salah seorang karyawan di linggkungan Setda mengaku terhibur dengan alunan musik calung yang sudah berlangsung selama dua hari. “Benar-benar suasana Banyumas” katanya singkat.
Bahkan Heri merasa tidak percaya bahwa permainan calung itu dilakukan anak-anak SMP. “Apa yang menjadi sinden juga anak SMP” katanya setengah tidak percaya, dia memperirakan hanya pemain musik yang anak-anak SMP.
Pamong Budaya Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI wiyalah Jawa, Imam Hamidi Antassalam mengatakan menyambut baik adanya gelaran ini. Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan budaya, juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dengan mengenalkan calung Banyumasan kepada publik. “Tapi dari segi tata tempat kurang pas, para pesinden berada didepan, alangkah lebih baik jika calung berada diperlihatkan sebagai icon” kata Hamidi.
Parsito : Pemberitaan dan Dokumentasi.
08 04 2015 09:04:02