Pemkab Banyumas Gelar Seminar Penggunaan Bahasa Penginyongan dalam Keluarga
Dalam rangka revitalisasi dan reaktualisasi budaya lokal dan menghidupkan bahasa panginyongan dalam keluarga untuk mewujdukan identitas diri wong Banyumas, Dinporabudpar Kabupaten Banyumas menyelenggarakan seminar dengan tema menghidupkan bahasa penginyongan dalam keluarga, seminar dibuka oleh Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein Rabu (29/7) kemarin, di Rumah Makan Taman Pring Gading Purwokerto.
Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Dra. Rustin dalam laporannya menyampaikan, seminar dilaksanakan selama dua hari tanggal 29 dan 30 Juli 2015 diikuti oleh 120 peserta terdiri dari Pengurus TP PKK Kabupaten Banyumas 5 orang , ketua TP PKK Kecamatan se Kabupaten Banyumas 27 orang, Pamong Budaya se Kabupaten Banyumas 10 orang, Tenaga teknis bidang Kebudayaan Dinporabudpar 15 orang , Kepala UPK se Kab. Banyumas 27 0rang, perwakilan guru bahasa daerah SMP 9 orang, perwakilan siswa/siswi SMP 9 orang dan ketua sanggar seni/seniman 18 orang.
" Peserta akan dibagi dua angkatan yaitu pada tanggal 29 Juli 2015 sebanyak 60 0rang terdiri dari Pengurus TP PKK Kabupaten Banyumas 5 orang , ketua TP PKK Kecamatan se Kabupaten Banyumas 27 orang, Pamong Budaya se Kabupaten Banyumas 10 orang, Tenaga teknis bidang Kebudayaan Dinporabudpar 15 orang dan tanggal 30 juli 60 orang dari Kepala UPK se Kab. Banyumas 27 0rang, perwakilan guru bahasa daerah SMP 9 orang, perwakilan siswa/siswi SMP 9 orang dan ketua sanggar seni/seniman 18 orang " jelasnya
Peserta akan menerima materi antara lain Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam melesetarikan dan mengembangkan bahasa Banyumasan oleh Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Ngulinakaken Bahasa Banyumas Teng Keluarga oleh Bambang Wadoro, S.Pd.,M.Pd, dan membangun kembali bahasa ibu dari setiap keluarga oleh Ahmad Tohari.
Bupati Husein dalam sambutannya menyampaikan, Bahasa Banyumas kalau dijalankan dengan benar dapat mencermikan sifat orang Banyumas yaitu jujur, cablaka yaitu apa adanya antara hati dengan ucapan , kesatria (berani), dan semedulur karena tidak mempunyai tingkatan.
" Bahasa Banyumas mencerminkan sifatnya orang Banyumas yaitu kesatria jadi kalau orang Banyumas menjadi Tentara/TNI akan sukses sebagaimana Jenderal Soedirman, Jenderal Susilo Sudarman dan tokoh-tokoh lainnya karena " imbuhnya
Husein menambahkan kondisi sekarang banyak generasi muda yang tidak tahu bahasa Banyumas karena membanjirnya bahasa gaul yang mempengaruhinya" anak-anak sekarang banyak dibanjiri oleh bahasa gaul sehingga banyak yang tidak mengetahui bahasa Banyumas dan kalau dibiarkan terus tanpa ada kepedulian dari kita maka Bahasa Banyumas dapat punah" tambahnya.
Husein berharap agar masyarakat bersama-sama nguri-uri bahasa Banyumas dan bangga menggunakan bahasa Banyumas serta sesering mungkin menggunakannya sehingga anak-anak kita dan lingkungannya akan mencotohnya " walaupun pemerintah Banyumas sudah mencanangkan hari kamis menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumas namun saya berharap para pegawai dan masyarakat dilingkungan keluarga maupun masyarakat sesering mungkin menggunakan bahasa Banyumas agar lestari" himbaunya.
Sumber : Bagian Humas & Protokol Setda Kab. Banyumas
Rabu, 29 Juli 2015