Festival Takir, Upaya Menghidupkan Kota Lama Banyumas

Kabupaten Banyumas

 

Festival Takir, Upaya Menghidupkan Kota Lama Banyumas

 

BANYUMAS : Festival Takir yang digarap oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas dan disokong tokoh masyarakat seni dan budaya setempat, Sabtu (7/9) berlangsung meriah. Ribuan warga tumpah ruah di area Alun-alun Banyumas. Kawasan ini dinobatkan sebagai Sentra Budaya sejak dua tahun silam, saat ini terlihat ramai.

Atraksi pawai Festival Takir Suran juga membuat penasaran dan menjadi hiburan masyarakat. Rupanya mereka juga tertarik kegiatan budaya disamping hiburan pada umumnya seperti konser dangdut atau band yang biasa digelar di kawasan itu.

Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein saat membuka acara mengatakan, tahun ini kegiatan festival takir semakin baik.Tahun Tahun 2015 dilaksanakan di pendopo dan tahun 2016 takir di Alun-alun takir yang dibawa dipajang lalu dimakan bersama.

“Tahun 2017 ada pawai obornya sehingga menjadi menarik. Kemasan atraksi wisata budaya ini harus terus menerus diperbaiki,” kata Bupati

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata mengatakan, peserta festival berjumlah 96 kelompok. Setelah melakukan pawai (arak-arakan), takir dimakan bersama dengan pengunjung dan penonton.

“Festival Takir digelar sebagai upaya pelaksanaan tradisi budaya jawa dalam menyambut datangnya bulan Sura yang biasa digunakan masyarakat untuk sedekah bumi atau ruwat bumi. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya untuk menghidupkan suasana atraksi seni budaya di Kota Lama Banyumas. Karena sudah ditetapkan sebagai Sentra Budaya. Jadi perlu semakin banyak gelaran atraksi seperti ini,” katanya.

Pada kegiatan ini para peserta membawa takir, yang dikemas dalam tenong diarak oleh rombongan peserta dari perwakilan dari 27 kecamatan sertasekolah dan desa disekitar kecamatan Banyumas. Mereka sebagian besar membawa obor saat arak-arakan.

Salah seorang tokoh masyarakat Sukrisman Wiraatmaja mengatakan kata takir sendiri yaitu Ngemu Jarwo Doso Kanggo Nata Pikir, kanggo mengko ben uripe lewih apik tinimbang dina kye.

“Yang artinya, agar kita selalu menata pikir, supaya nantinya kedepan kehidupan kita lebih baik dari pada hari ini,” jelasnya.

 

 


Selasa, 10 Oktober 2017