Sekilas Hari Jadi Banyumas Hari ini Banyumas Berusia 447 Tahun
Sekilas Hari Jadi Banyumas Hari ini Banyumas Berusia 447 Tahun
PURWOKERTO,- Sejak dua tahun silam puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas dihelat tanggal 22 Februari. Sebelumnya, kegiatan serupa dijadwal setiap tanggal 6 April.
"Perubahan ini berdasarkan Perda Kabupaten Banyumas Nomor 10/2015 tentang Hari Jadi Kabupaten Banyumas, menggantikan Perda Nomor 2/1990," kata Kabag Humas & Protokol Setda Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, Selasa (20/2) silam.
Berubahnya hari jadi tersebut tentulah ada selisih waktu, yakni usia Kabupaten Banyumas sebelas tahun lebih tua dari sebelumnya. Hari ini Kabupaten Banyumas merayakan hari jadi ke-447.
Saat menjabat bupati, Kol Inf H Djoko Sudantoko pernah menyampaikan perlunya kajian tentang hari jadi Kabupaten Banyumas. Menurutnya, kajian ulang bukan hal tabu melainkan keniscayaan agar pemerintah tak mewariskan sejarah yang keliru pada generasi mendatang.
Jika ada fakta baru yang lebih akurat, menurut Djoko, maka hari jadi yang telah ditetapkan perlu direvisi. Sejalan dengan semangat pembaruan itu, pada 2015 DPRD Kabupaten Banyumas membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengkaji kembali sejarah hari jadi. Hasilnya, hari lahir Banyumas tanggal 6 April 1582 pun berganti menjadi 22 Februari 1571.
Penetapan didasarkan hasil kajian naskah Kalibening, naskah Krandji-Kedhungwuluh serta catatan pada Makam Adipati Mrapat di Astana Redi Bendungan (Dawuhan). Dari hasil penelusuran sejarah, diketahui R Joko Kaiman (Adipati Mrapat) berkuasa antara 1571-1582. Artinya, tahun 1582 bukanlah awal melainkan akhir masa kekuasaan beliau.
Kamis Wage (Rabu sore) 22 Pebruari 1571, bertepatan dengan 27 Ramadhan 978 H, adalah momentum R Joko Kaiman yang bergelar Adipati Warga Utama II diangkat oleh Sultan Pajang sebagai Adipati Wirasaba VII menggantikan ayah mertua Adipati Warga Utama I (Adipati Wirasaba VI).
Setelah menjadi Adipati Wirasaba VII, R Joko Kaiman membagi daerah kekuasaannya menjadi empat bagian. Yakni wilayah Banjar Pertambakan yang diberikan kepada Kiai Ngabehi Wirayudo, wilayah Merden (Kiai Ngabehi Wirakusumo), Wirasaba (Kiai Ngabehi Wargawijoyo), dan beliau sendiri kembali ke Banyumas membangun pusat pemerintahan baru. Konon, daerah yang pertama dibangun sebagai pusat pemerintahan adalah Hutan Tembaga, sebelah barat laut daerah Kejawar. Di sana ada pertemuan Sungai Banyumas dan Sungai Pasinggangan atau sekitar Desa Kalisube-Pekunden Kecamatan Banyumas.
Dan, lantaran kerelaan R Joko Kahiman membagi wilayah kekuasaan menjadi empat bagian itulah, di kemudian hari beliau dikenal sebagai Adipati Mrapat. (*)
Kamis, 22 Pebruari 2018