Banyumas Galakan Gerakan Membaca Buku KIA
Banyumas Galakan Gerakan Membaca Buku KIA
”Sedina selembar, Biyunge Slamet Anake Waras”.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menggalakan “Gerakan Membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)” bagi Ibu hamil dan keluarganya. Kegiatan akan dilaksanakan diberbagai forum PKK, Posyandu dan kegiatan lainya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mengatakan gerakan membaca Buku KIA merupakan wujud perhatian dari pemerintah terhadap kesehatan ibu hamil dan kesehatan keluarga, sebagai upaya mengurangi angka kematian saat ibu melahirkan. Kalau semua ibu hamil menyempatkan membaca Buku KIA yang sudah diberikan kepada semua ibu hamil, kehamilan yang tidak sehat dan angka kejadian stunting dapat dikurangi karena dalam buku tersebut ada petunjuk makan makanan sehat sesuai aturan, setelah melahirkan harus menyusui minimal 6 bulan.
“Kalo semua melakukan dan bisa melaksanakan pandauan dalam buku, akan mengerti dan memahami sehingga Banyumas akan terhindar dari masalah kesehatan kehamilan dan angka stunting juga akan berkurang karena bayi lahir dalam kondisi sehat. Buku KIA juga memberi informasi apa yang seharusnya dilakukan, sehingga kemungkinan sekecil apapun sudah dituangkan dalam buku, dan cara mengambil tindakan,” katanya
Tujuan kegiatan ini agar kesehatan keluarga khususnya ibu–ibu hamil, terjaga kesehatan pada saat melahirkan baik kesehatan ibunya dan bayinya.
Atik Novita Hidayah Staf Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mengatakan bahwa saat ini Banyumas masih dihadapkan pada tingginya angka kematian ibu, dan kematian bayi serta stunting. Kesehatan Ibu dan anak menurutnya menjadi PR dari Pemerintah dan masyarakat untuk bersama sama mengatasi permasalahan tersebut. Vita yang juga Bidan di Puskesmas Purwokerto Timur itu mengajak Ibu Hamil dan keluarga membaca Buku KIA. Karena dalam buku KIA telah memberi informasi kehamilan, informasi persalinan dan informasi perawatan balita.
“Buku ini sudah diberikan kepada seluruh Ibu Hamil di Banyumas, dan sering membawa buku tersebut saat melakukan pemeriksaan kehamilan, namun saat dilakukan survey ibu yang mau membaca buku KIA baru 24 persen saja, padahal semua ibu hamil sudah mendapatkan buku secara gratis dari pemerintah” katanya
Dalam buku ini juga memuat tanda bahaya pada diri ibu hamil, dan deteksi dini kemungkinan kelainan dalam kehamilan. Dengan tanda tanda tersebut mereka dapat segera dilakukan penanganan secara tepat dan tepat jika mengalami permasalahan. Dengan membaca buku ini juga dapat mengerti pola perawatan balita yang baik dan benar sehingga mau memberi ASI eklusif dan melanjutkan pemberian menu yang tepat, sehingga anak akan terhindar dari kasus stunting.
“Banyumas saat ini kasus stanting mencapai 24% dari Balita. Kita harus menyelamatkan anak, karena anak yang terkena stunting kecerdasanya ada penurunan 20 % termasuk ketidak produktifannya dibandingkan anak normal,” jelasnya
Untuk itu Vita mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama mengajak dan mendukung adanya Gerakan Membaca Buku KIA, dengan slogan ”Sedina selembar, Biyunge Slamet anake waras”.
“Pernah ada kasus, ibu hamil menjelang melahirkan mengalami kejang kejang dan demam tinggi. Namun oleh keluarga tidak dilakukan penanganan medis, bahkan ada yang menganggap itu diganggu setan. Baru diketahui setelah ada petugas medis, tetapi sudah terlambat penanganannya yang berakibat Ibu dan Anak meninggal,” katanya
Dalam buku KIA, sudah disebutkan bahwa apabila terjadi ibu hamil yang mengalami kejang-kejang itu dinamakan “keracunan kehamilan” cara penanganan yang tepat adalah dengan cara medis.
Selasa, 04 Desember 2018