“Film Melati : Angkat Isu Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal

Kabupaten Banyumas

 

“Film Melati : Angkat Isu Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal

 

 PURWOKERTO : Bupati Banyumas Achmad Husein berserta keluarga dan jajaran dinas pendidikan serta undangan lainya menyaksikan pemutaran perdana film dengan judul “Melati” Kamis (4/7/2019) di Gedung Bioskop Rajawali Purwokerto. Film yang disutradarai oleh Mamock NG dengan produser Rival Prabowo itu bukan sekedar tontonan tetapi juga sebagai tuntunan karena mengangkat isu-isu pendidikan karakter dan kearifan lokal

Mamock NG sang sutradara mengatakan film yang bercerita tentang lika liku kehidupan seorang anak SMP kelas 2 yang bernama Melati yang berjuang untuk mendapatkan nilai yang diimpikannya. Dalam perjalanan dia mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari temanya yang bernama Teta. Namun dengan kelembutanya Melati bisa mengubah Teta menjadi pelajar yang baik.

“Film ini adalah karya anak anak Banyumas, digarap dengan tujuan untuk meningkatkan pendidikan karakter seperti integritas, nasionalis, relijius, gotong royong dan mandiri di kalangan anak anak SMP di Indonesia. Namun yang tak kalah penting adalah Banyumas punya film dan ini bukan yang pertama,” katanya

Dalam nonton bareng tersebut juga dihadiri oleh para pemeran yaitu Alfiana Friska sebagai Melati, Putri Raiza sebagai Teta, Benning Sabrina sebagai Reni, Yoga Sugama sebagai Fattah dan tokoh pendidikan Banyumas seperti Bambang Wadoro, Zahriyanto, Agus Wahidin yang ikut memerankan dalam Film tersebut.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kerja keras anak-anak Banyumas yang menghasilkan karya film yang penuh pesan moral tentang gotong royong, sopan santun, belajar keras yang akhirnya akan menjadi sukses.

“Saya berharap sebagaimana ending dari cerita adalah Melati sebagai gadis desa karena kejujuran dan ketulusan mendapat banyak teman dan sosok orang tua dan keluarga bahagia yang memberikan  kasih sayang dan cinta yang utuh dan tulus akan menjadikan anak anak menjadi anak yang patuh, penurut, rajin, religius dan berprestasi,” katanya

Kepala Dinas Pendidikan Irawati menjelaskan film tersebut mempunyai pesan dan nilai edukasi dalam artian dekat dengan lingkungan sekitar khususnya penanaman karakter. Dia bersyukur kreator Banyumas bisa menangkap keprihatinan untuk diungkapkan dan diaplikasikan lewat film. Kemudian penonton bisa menangkap makna atau nilai pendidikan dari film tersebut sehingga outputnya yaitu para penonton semakin peduli dengan karakter yang peduli dengan kehidupan sekitarnya.

“Film ini bukan sekedar tontonan tetapi bisa menjadi tuntunan untuk pelajar dan remaja Indonesia,” katanya

Setelah pemutaran perdana ini nantinya film ini akan diputar di sekolah-sekolah di Banyumas mungkin juga di Indonesia

 


Jumat, 05 Juli 2019