Penyandang Thalasemia Banyumas Tertinggi di Jawa Tengah
Penyakit thalasemia kini menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat lantaran jumlah penderitanya terus bertambah hal ini diakibatkan masih kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang penyakit generatif ini. Menurut Ketua Pusat Yayasan Thalasemia Indonesia, Ruswandi, saat ini di Banyumas penyandang thalasemia mencapai 500 orang lebih, dan tertinggi di Jawa Tengah.
"Hal inilah yang mendorong pengurus pusat mengapresiasi Bupati Banyumas yang menginisiasi pencanangan Bulan Thalasemia, karena pencanangan ini pertama di Indonesia bahkan dunia," katanya saat menyambut acara pencanangan bulan Thalasemia di Banyumas Sabtu (2/11) di Pendapa Sipanji.
Sementara itu Ketua Yayasan Thalasemia Indonesia Cabang Banyumas Abdul Aziz Suparno mengatakan penyakit ini diturunkan ke anak, dari orangtua yang menderita thalasemia. Thalasemia dapat dicegah dengan cara menghindari perkawinan antara pembawa sifat. Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan harus dilakukan dengan cara skrining thalasemia melalui pemeriksaan darah, disamping itu edukasi pada masyarakat termasuk konseling sebelum pernikahan sangat diperlukan.
"Penderita thalasaemia mayor mengalami sakit yang luar biasa, karena harus menjalani transfusi darah seumur hidup minimal setiap bulan sekali, menjadikan orang tua berkewajiban terus merawat, dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya berobat per anak bisa mencapai Rp 10 juta per bulan. Jadi kalau dalam keluarga ada anak penderita thalasaemia mayor, sangat memberatkan ekonomi keluarga," katanya
Menyikapi perlunya menyebarluaskan bahaya penyakit thalasemia itu, PT Prodia Widyahusada Tbk, mendukung kegiatan dengan menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit thalasemia dan Skrining Thalasemia kepada perwakilan siswa SMA/SMK/MA di Kabupaten Banyumas.
Marina Eka Amalia, Legal Head & Corporate Secretary Prodia mengatakan, kegiatan edukasi pencegahan thalasemia ini menjadi bagian dari kegiatan corporate social responsiblity (CSR) PT Prodia.
"Tahun ini kita memberikan Skrining kepada 1000 pelajar dan masyarakat di Banyumas yang dipusatkan di SMA Negeri Ajibarang, SMKN 2 Banyumas dan Pendopo Sipanji ini," katanya.
Bupati Banyumas Ir Achmad Husein meminta seluruh komponen masyarakat mendukung kegiatan pencanangan ini, untuk memutus mata rantai kelahiran thalasemia mayor, menuju Banyumas bebas Thalasemia tahun 2023.
"Bulan Nopember ini kita jadikan untuk sosialisasi dan edukasi mencakup pemberian wawasan ke tentang penyakit thalasemia yang diturunkan secara genetik, metode penanganan dan cara mencegah kepada semua masyarakat dengan berbagai cara," katanya
Bupati juga mengintruksikan kepada semua rumah sakit dan puskesmas untuk melakukan skrining. Hal tersebut sebagai data dalam penanganan thalasaemia.
"Untuk menguatkan hal tersebut bilamana perlu keluarkan Peraturan Bupati agar penanganan tuntas," tandasnya
Senin, 04 November 2019