Bupati Banyumas Targetkan Angka Kematian Ibu Dibawah 10
Bupati Banyumas Targetkan Angka Kematian Ibu Dibawah 10
BANYUMAS : Meski angka kematian ibu di Kabupaten Banyumas berhasil ditekan, peningkatan mutu pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas atau Rumah Sakit terus ditingkatkan, sehingga dapat mencapai zero Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Baru lahir (AKB). Upaya tersebut dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas salah satunya melalui kegiatan desiminasi hasil kajian Audit Maternal/Neonatal yang digelar Selasa-Rabu (19-20) di Hotel Surya Yudha Purwokerto. Kegiatan diikuti oleh pengelola program KIA, perwakilan Rumah Sakit, organisasi wanita dan Tim AMP Kabupaten Banyumas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan hasil Audit Maternal Perinatal tingkat Kabupaten Banyumas merupakan serangkaian kegiatan hasil penelusuran sebab kematian dan kesakitan ibu, perinatal dan neo natal guna diketahuinya cara mencegah kesakitan atau kematian serupa di masa yang akan datang. Dan penyampaian hasil rekomendasi serta rencana tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Menurutnya angka kematian ibu pada tahun 2018 terdapat 18 kasus (67,64/100.000 KH) menjadi 9 kasus per Oktober 2019 (43/100.000 KH).
"Dari 9 kasus yang masuk regoster kematian di Kabupaten Banyumas, sebenarnya bisa dicegah dengan score 2 ada 4 kasus dan score 3 ada 5 kasus,” katanya
Sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menagani kasus resiko tinggi secara memadai dengan pertolongan persalinan yang bersih dan aman serta pelayanan rujukan kebidanan / perinatal yang terjangkau pada sat diperlukan. hal tersebut bisa dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit Maternal Perinatal.
Selanjutnya hasil audit tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan hal - hal yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi yakni faktor medis, non medis serta faktor pelayanan kesehatan yang berpengaruh.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengucapkan terima kasih atas kerja keras semua pihak sehingga AKI di Banyumas dapat terus di tekan. Menurutnya semua pihak bukan lagi sekedar bekerja dalam koridor SOP, tetapi harus terus berupaya mencapai zero Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Baru lahir (AKB).
“Kita bukan mengingkari kodrat Allah, karena kematian adalah kepastian namun sangt mulyanya kita, apabila dapat menyelamatkan Ibu yang mempunyai resiko tinggi,” katanya.
Melalui kegiatan ini diharapkan lintas sektor, lintas program juga pengelola program kesehatan ibu da anak dan pemberi pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer serta masyarakat dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor - faktor yang mempengaruhi kematian ibu maternal dan perinatal.
"Bila pada 2014 tercatat angka kematian ibu melahirkan (AKI) sebanyak 33 orang, 2015 bisa ditekan sebanyak 29 orang, tahun 2016 menjadi 22 orang, tahun 2017 ada 13 kasus dan tahun 2018 naik menjadi 18 kasus karena tidak ada yang memantau karena saya ikut Pilkada. Sekarang 2019 ada 9 kasus, artinya kita semua telah menyelamatkan banyak kematian,” kata Bupati.
Untuk itu semua pihak harus lebih peduli kepada Ibu Hamil. Kalo dijawa tengah Pak Gubernur mempunyai Sloga “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” saatnya kita “menteleng” lebih cermat lagi agar kedepan AKI di Banyumas bisa selalu dibawah 10.
Jumat, 22 November 2019