Diguyur Hujan : Boyongan Replika Saka Sipanji Tetap Dinanti
Diguyur Hujan : Boyongan Replika Saka Sipanji Tetap Dinanti
Purwokerto - Tradisi gotong royong atau sambatan yang biasa di sebut “Rengos” replika Saka Sipanji dilaksanakan Sabtu (15/2). Tradisi tahunan dalam rangka menyambut Hari Jadi Banyumas itu diberangkatkan dari Pendapa Duplikat Sipanji Kecamatan Banyumas sekitar pukul 10.15 WIB oleh Sekda Banyumas Wahyu Budi Saptono. Sekda berpesan kepada para punggawa untuk berhati-hati membawa saka Sipanji menuju Purwokerto.
“Sesampainya di Purwokerto segera dirikan saka Sipanji, setelah pembangunan selesai jangan lupa selenggarakan hiburan lengger,” katanya
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Djatmiko prosesi boyongan dilakukan oleh para peraga yang terdiri dari ASN, Pelajar, Seniman dan juga warga, ikut sambatan atau rengos membawa saka secara estafet dengan berjalan kaki.
“Kirab Boyongan Replika Saka Sipanji dengan cara sambatan atau ‘rengos’. Sebanyak tiga saka diboyong dari Banyumas, dan satu saka (Saka Sipanji) seakan-akan sudah dibawa sebelumnya ke arah timur tidak melewati Sungai Serayu dan ketemu di Alun-alun Purwokerto dari arah barat, karena nemurut hikayatnya apabila saka tersebut melewati Sungai Serayu akan berakibat bencana banjir,” katanya.
Rute yang dilewatinya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni melalui jalur utama dari Kecamatan Banyumas, Kalibagor, Sokaraja, Kelurahan Berkoh, Jalan jenderal Soedirman hingga menuju Pendopo di alun-alun Purwokerto.
“Ketika memasuki Kota Purwokerto mulai disambut hujan, namun tidak menyurutkan langkah peserta dan penonton tetap setia menanti,” katanya
Jarak tempuhnya boyongan mencapai 16,4 kilometer dan dibagi menjadi 16 etape kecil dan lima etape besar. Etapi kecil pergantian antar desa atau kelurahan dan etape besar pergantian antar kecamatan. Mereka para peraga menggunakan pakaian adat Banyumas.
Boyongan saka Sipanji tiba di Purwokerto kurang lebih pukul 16.00 WIB dan diterima oleh Ny Erna Achmad Husein dan Ny Nuraeni Sadewo Tri dilaksanakan adat prosesi pembangunan pendopo. Setelah pembangunan selesai dilaksanakan adat, penyerahan tikar bantal dan guling, tikar digelar di pendopo salanjutnya secara urut urutan penyerahan lampu teplok, rinjing, dan sapu.
Pada kesempatan ini Ny Erna Husein dan Ny Nuraeni Sadewo Tri Lastiono menyapu lantai pendopo dilanjutkan mengucurkan air kendi dan memecahkanya. Acara diakhiri dengan pagelaran hiburan Lengger Banyumasan
Senin, 17 Pebruari 2020