Dharma Wanita Persatuan Banyumas Dukung Banyumas Bersih Sampah
Dharma Wanita Persatuan Banyumas Dukung Banyumas Bersih Sampah
Perempuan merupakan agen perubahan, dan memberi pengaruh besar terhadap kualitas lingkungan hidup. Peran penting sebagai ibu rumah tangga adalah dapat menjadi pendidik bagi anak-anak mereka dengan menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan, khususnya mengurangi sampah. Untuk menambah pengetahuan kepada pengurus perihal pengelolaan sampah, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Banyumas mengundang Tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas untuk sosialisasi penanganan sampah. Kegiatan dilaksanakan dalam Rapat Kerja Dharma Wanita Rabu (19/02/2020) di Pendopo Sipanji Purwokerto.
Purwono dari DLH mengatakan sebagai makhluk hidup yang mengonsumsi berbagai produk, manusia akan selalu memproduksi sampahdalam berbagai wujud. Maka dari itu, pengelolaan yang praktis dan efektif adalah hal yang perlu dilakukan untuk menyikapi sampah, terutama di dalam rumah.
“Namun sayang, meski upaya Pemerintah Kabupaten Banyumas terus dilakukan dengan mendirikan Tempat Daur Ulang (TPU), Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) hal itu belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan,” kata Purwono
Menurutnya sampah yang dihasilkan dari rumah tangga itu dianggap hanya menjadi tugas pemerintah dalam pengelolaan dan kebersihanya. Untuk itu Purwono meminta kepada anggota Dharma Wanita dapat menjadi Pioner dalam pengelolaan sampah dengan cara 3 R, kemudian pemilahan sampah orgnaik dan an organik.
“Jika kita memandang sampah itu barang yang kotor dan menjijikan, mengapa masih ada yang membuang sembarangan. Saat ini sampah adalah bagian dari kebutuhan sehingga semua harus peduli,” tambahnya
Purwono menambahkan Buparti Banyumas Achmad Husein, terus meminta DLH untuk berinovasi terhadap penanganan sampah. Saat ini DLH telah mempunyai aplikasi yaitu Salinmas yaitu sampah online Banyumas. Bagi masyarakat yang sudah memilah sampah organik dan anorganik, mereka melalui panggilan aplikasi bisa menghubungi petugas, danmereka akan datang menjemput sampah.
“Sampah bekas makananatau sampah oragnik, akan dinilai Rp.100,- dan sampah plastik kresek 1 Kg seharga Rp.2.000,- jangan lihat harganya yang terpenting adalah mempunyai nilai dan tidak mencemari lingkungan,” katanya.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banyumas Rahayu Widiastuti Wahyu Budi Saptono, mengatakan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan perempuan terkait hubungannya dengan pengelolaan hutan dan lingkungan. Salah satunya adalah dapat menjadi inisiator untuk mengurangi sampah minimal di rumahnya sendiri. Kalau bisa, mengajak ibu-ibu yang lain di lingkungannya untuk turut serta mengurangi timbulan sampah.
“Kami dari Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Banyumas sangat mendukung adanya program SALINMAS memang tidak hanya bernilai rupiah tetapi yang lebih penting adalah kebersihan lingkungan. Karena bagaimanapun juga sampah merupakan tanggung jawab semua. Kita tidak bisa menyal;ahkan pemerintah karena produsen sampah adalah rumah tangga. Sehingga seharusnya selesai di tingkat rumah tangga itu sendiri,” katanya
Rahayu berharap tidak ada lagi komplen komplen kepada Pemerintah tentang sampah ini. Dari sampah itu seperti yang sudah disampaikan ada yang bisa kita olah intinya akhirnya kita tidak hanya menjual maggot atau menjual sampah. Lebih baik apabila maggot itu diberikan pakan utuk ternak dan yang kita jual adalah produk petrenakan tersebut. Ini sudah banyak sekali contoh-contoh ketika yang dijual adalah produk peternakan maka nilai tambahnya akan tinggi, itu tinggal pengolahan saja saya yakin ibu ibu akan lebih pandai dalam mengolah makanan kemudian untuk memperpanjang masa simpan bisa kita vakum system vakum.
“Saya rasa dengan mengolah limbah bukan lagi kotoran, tapi menjadi sumber daya yang bisa kita manfaatkan,” harapnya
Sutriyani Dharma wanita persatuan BBPTUHPT Baturraden sangat menyambut baik materi yang diterima pada kegitan raker ini. Menurutnya tentang sampah yang ada sekarang ini sebenernya sampah adalah tanggung jawab kita semua, semua orang bisa menghasilkan sampah tapi tidak disadarinya bahwasanya sampah itu juga kita yang mengelola, bukan tanggung jawab pemerintah lagi.
“Dan kesadaran kita tentang sampah ini yang selama ini masih terus ditingkatkan ternyata setelah mengikuti kegiatan ini banyak teori pengolahan sampah yang lebih mudah dan dapat diberdaya gunakan dimasyarakat Banyumas,” katanya
Kamis, 20 Pebruari 2020