Calon Dewan Ambalan SMK Ma'arif NU 1 Cilongok Dibekali Ilmu Jurnalistik
Tim hubungan masyarakat (Humas) Kwarcab Banyumas yang dipimpin oleh sekretaris bidang humas, Parsito membekali calon Dewan Ambalan SMK Ma'arif NU 1 Cilongok ilmu jurnalistik Rabu (23/06/2021) di aula sekolah setempat. Kegiatan tersebut dalam rangkaian Gladi Tangguh Sangga Aditama bagi 26 calon Dewan Ambalan Sunan Giri Dewi Sartika.
Dalam pengantarnya Parsito menjelaskan bahwa ilmu jurnalistik sangat penting bagi sebuah organisasi. Selain sebagai sarana berbagi informasi juga dapat digunakan sebagai promosi dan juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas. Apalagi pendidikan dan pelatihan Pramuka yang hampir semua mengandung unsur pendidikan perlu untuk dipublikasikan.
“Perubahan di bidang media memang terjadi begitu cepat sehingga anggota Pramuka juga perlu mengikuti alur perubahan tersebut agar lebih berkembang. Jadi, Pramuka juga harus menyajikan informasi yang diinginkan oleh masyarakat, bukan hanya apa yang diinginkan oleh Pramuka itu sendiri. Dengan demikian, setiap berita Pramuka yang termuat di media itu bermanfaat bagi masyarakat sebagai informasi, motivasi maupun edukasi,” kata Parsito.
Menurut Parsito, seorang jurnalis saat ini dituntut untuk bisa menulis berita, mengambil gambar video maupun foto bahkan kadang harus melakukan reportase peristiwa di lapangan secara langsung. Pada pelatihan ini Tim Humas Kwarcab menyampaikan materi tehnik penulisan berita termasuk cara membuat judul berita yang menarik, tehnik wawancara dan tehnik pengambilan gambar baik foto maupun video.
Parsito menambahkan bahwa pada dasarnya semua orang bisa membuat karya jurnalistik, asalkan memiliki keinginan yang kuat dan mau belajar.
Menurutnya berita memiliki unsur adalah 5W + 1 H. Pola penulisannya menggunakan konsep piramida terbalik, semakin kebawah semakin tidak penting. Kemudian struktur berita terdiri dari judul berita, baris tanggal, teras berita dan tubuh atau isi berita.
"Sebanyak apapun teori jurnalistik yang kalian kuasai tanpa anda praktekan itu akan sia sia. Kami berkeinginan para peserta mengembangkan diri tidak hanya terpaku teori baku, tetapi membiasakan menulis setiap peristiwa yang ada disekitarnya, dengan memenuhi unsur berita tersebut," lanjut Parsito.
Setelah menulis berita diminta untuk membaca sendiri tulisannya,
apakah memang tulisannya itu sudah benar, apabila saat membaca masih terasa tidak runut maka sebaiknya jangan di upload karena akan membingungkan pembaca.
"Kalau kita sendiri yang menulis berita, kita sendiri bingung membacanya bagaimana orang lain paham dengan tulisan kita," lanjutnya.
Salah satu peserta Fajar Nur Hidayat mengaku memahami teori yang diberikan narasumber. Ia langsung tunjuk jari saat diberi kesempatan untuk mempraktekkan reportase dengan menggunakan rekaman suara dengan Pradana Putra yaitu Andri Setiawan. Ada juga peserta lain yang mempraktekkan cara mengambil foto dan vidio.
"Saya senang setelah beberapa saat mengirimkan berita, bisa muncul di media online dengan bimbingan Tim Humas Kwarcab, hal ini memotivasi saya untuk menulis," katanya.
Teks : Sujiono, S.Pd
Foto : DA Sunan Giri Dewi Sartika SMK Ma'arif NU 1 Cilongok
Kamis, 24 Juni 2021