Gula kelapa, dari teknologi Budaya menuju pentas ekonomi dunia
Barangkali kita sudah mafhum jika budidaya selompok orang yg dilakukan secara terus menerus guna mengatasi tantangan alam kehidupan kemudian disebut sebagai budaya.Hal mana, dalam merubah yang mentah menjadi barang jadi sudah tentu berkaitan dengan pengertian teknologi.
Sebagaimana halnya sekelompok orang di Banyumas melakukan ikhtiar budaya teknologi merubah nira menjadi gula kelapa. Demikian, dilakukan berulang dan bertahun tahun dengan modifikasi teknologi budaya lanjut, sehingga merubah gula kelapa menjadi kristal atau gula semut.
Sebagimana telah dilakukan dengan setuhan manajemen teknologi industri, maka seorang Endah Puspitosari dapat mengorganisir ratusan petani gula kelapa di desa Sokawera kecamatan Cilongok Banyumas untuk berproduksi sejumlah 60 ton per bulan atau setara dengan penghasilan bruto sebesar satu setengah milyard rupiah perbulan.
Dengan besutannya, melalui wadah CV. Pusat Pengembangan Produksi Rakyat (P3R) dia telah membangun jaringan rakyat dalam pengolahan bahan gula setengah jadi utk kemudian diproses jadi gula kristal di tempat khusus, untuk kemudian dikemas menjadi produk export bertujuan Eropa, Jepang dan Amerika.
Memang itu bukan hal mudah, mengingat segala persyaratan higiene dan berbagai macam standarisasi harus dipenuhi dengan biaya ratusan juta rupiah.
Namun, itu adalah masa lalu yang menjadi ceritera sukses dalam melakoni pentas dunia yang tidak steril dari persaingan ketat yang perlu dijaga dengan terus ajeg dalam menjaga kualitas dan kuantitas pasokan.
Dalam kunjungannya, Bupati Banyumas Achmad Husein beberapa waktu lalu menyatakan bahwa, dari delapan juta potensi total pohon kelapa di Banyumas sekitar sepuluh persennya atau delapan ratus ribu pohon, niranya diolah menjadi gula kelapa seperti pada umumnya, sementara sekitar seratus ribuan pohon kelapa telah dibudidaya niranya menjadi gula kristal.
Hal tersebut merupakan kekayaan melimpah atas potensi yang tersedia di Banyumas, untuk itu peluangnya masih sangat terbuka bagi aneka produk olahan teknologi yg berbahan baku dari pohon kelapa.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas Titik Pujiastuti mengatakan bahwa pihaknya akan terus membina dan memberdayakan industri gula kristal di Banyumas agar keberadaannya tetap dapat menjadi lapangan kerja dan lahan berusaha masyarakat dalam mendorong export untuk dapat terus menyumbangkan devisa bagi daerah, serta tetap terus mengkolaborasikan teknologi budaya untk mampu menuju pentas ekonomi dunia.
Selasa, 08 Maret 2022