Mbak Atik dan Mbekayu Erna Bersama Emak - Emak Banyumas, Lakukan Kegiatan Senam Bersama menggunakan Kebaya
BANYUMAS - Kebaya merupakan pakaian bagian atas yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional.Pakaian identik yang dipakai perempuan Indonesia ini melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan perempuan Indonesia. Meski berkebaya ribuan perempuan Banyumas tetap enerjik melakukan senam bersama Mba Atik Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah yang didampingi Mbekayu Erna Ketua TP PKK Banyumas. Mereka melakukan senam mengenakan kebaya terlihat sangat enerjik bersama ribuan emak – emak Banyumas di GOR Satria Purwokerto Minggu (14/05/23).
Senam ini merupakan rangkaian Bursa UMKM dengan ciri khas mengenakan kebaya. Kendati demikian, peserta senam tetap bisa menikmati gerakan dan tidak mengalami kendala.
“Dengan senam, badan akan sehat, jiwa kita sehat. Senam jangan ingin langsing. Tujuan olahraga biar sehat dan bahagia. Bonusnya langsing,” kata Atikoh, saat menyapa peserta senam di atas panggung.
Atikoh mengatakan, olahraga memang memiliki banyak manfaat. Di antaranya untuk menjaga kesehatan, mengingat kesehatan merupakan investasi masa depan seseorang. Selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antarsesama.
“Dengan kita mengenakan kebaya, mencintai dan menjaga budaya lokal. Ini akan menjadi kekuatan jatidiri bangsa sekaligus mendukung Pemerintah Indonesia yang telah mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO dan juga sekaligus Peringatan Hari Kartini yang kebetulan jatuh pada hari lebaran,” ungkapnya.
Atikoh mengaku tak kerepotan untuk bergerak senam, meski tetap mengenakan kebaya. Dia tetap enerjik melakukan gerakan senam dalam balutan berkebaya. Apalagi di lingkungan Pemprov, berkebaya sambil tetap beraktivitas biasa dilakukan.
Senam diikuti oleh mayoritas remaja perempuan dan kalangan ibu-ibu, yang sebagian besar mengenakan pakaian kebaya. Gerakan demi gerakan senam lancar mereka lakukan dalam balutan pakaian kebaya, baik senam tera, zumba, aerobik, line dance, dan sebagainya.
“Bagus, sangat positif. Ini kegiatan yang menggerakkan masyarakat untuk olahraga. Kita tetap berkebaya, enggak papa. Kita nyaman saja. Kita semangat apapun pakaiannya. Gerak juga tidak kesulitan walau pakai kebaya,” kata instruktur senam line dance, Bangkit Sudarmi, di lokasi.
Peserta senam lain, Lintang Senja Ratnasari dari Ikatan Bidan Indonesia cabang Banyumas mengatakan, adanya acara ini, dirinya bisa mengikuti senam dan berpakaian kebaya. Hal itu sekaligus untuk melestarikan budaya Jawa.
“Alhamdulillah sangat senang. Kami sebagai anak muda Banyumas bisa kembali mengenakan kebaya. Seperti mengembalikan budaya Jawa yang telah lama hilang, karena sudah banyak pakaian modern yang masuk. Kadang ada anak-anak muda yang tidak kenal budaya. Ada acara ini, kita kembali membangkitkan semangat kita berkebaya,” tuturnya.
Lintang juga berharap, senam mengenakan kebaya bisa jadi rutinitas, atau setiap momen khusus. Tentu dengan banyaknya acara senam berkebaya, akan mengembalikan budaya Jawa, termasuk, melestarikan batik Banyumas.
Senada juga disampaikan peserta senam lain, Devi Murdaningsih. Devi mengapresiasi penyelenggaraan senam berkebaya, yang memperlihatkan jika budaya masih melekat di masyarakat. Apalagi, Devi berhasil membawa pulang doorprize sepeda.
“Bagus sekali. Saya tidak kesulitan senam berkebaya. Sangat bersemangat sekali mengikuti acara,” jelasnya
Minggu, 14 Mei 2023