Gubernur Minta Penderita Thalassaemia untuk Lanjutkan Sekolah

Kabupaten Banyumas

Gubernur Minta Penderita Thalassaemia untuk Lanjutkan Sekolah

 

BANYUMAS : Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada penderita Thalassaemia, Nurul Arianto asal Sumpiuh, untuk tetap sekolah. Meski menderita penyakit genetik yang menyebabkan hemoglobin kurang dari normal.


Gubernur Ganjar Pranowo bertemu dengan Nurul, di ruang tranfusi Instalasi Pelayanan Thalassaemia terpadu RSUD Banyumas, Kamis (19/5/2016) siang, usai meresmikan Gedung tersebut.


Nurul merupakan satu dari 371 penderita Thalassaemia, yang rutin melakukan transfusi darah di RSUD tersebut.


Saat berbincang dengan Ganjar, Nurul mengaku hanya tamatan MTS, sehingga Gubernur Jawa Tengah ini, meminta kepada dirinya untuk melanjutkan sekolah kembali.


Kemudian Ganjar memangil Bupati Banyumas Ahmad Husien yang bersama dirinya. Selanjutnya Bupati Banyumas, berjanji akan memberikan beasiswa kepada Nurul, dengan program Kartu Banyumas Pintar. Untuk melanjutkan sekolah SMK atau SMA.


"Kamu harus sekolah yah, masa ngangur. Malu kalau udah gede minta uang sama orang tua terus. Beli pulsa darimana uangnya hayo? kalau ngangur. Sekolah yah, Pak Bupati bersedia memberi beasiswa," ungkap Ganjar.


Menurut Nurul sejak selesai sekolah MTS, atau setingkat SMP ini, tidak meneruskan sekolah. Karena malu dan beban berat sebagai penderita Thalassaemia, yang setiap bulan harus ganti darah. Sehingga memutuskan untuk mengangur.


Terkait tawaran dari Gubenur dan kesanggupan Bupati Banyumas untuk melanjutkan sekolah kembali, Nurul mengaku lebih baik dirinya mendapatkan pelatihan kursus IT atau perbaikan handphone. Selain itu, karena untuk sekolah lagi cukup berat, dengan usia saat ini mencapai 21 tahun.


"Saya kena thalassaemia sejak umur delapan tahun. Setiap satu bulan sekali harus cuci darah. Jadi pada waktu itu, saya tidak mau melanjutkan sekolah. Tapi sekarang sadar penderita thalassaemia itu, sama dengan manusia lainya harus pintar dan harus sekolah untuk pengembangan diri,"kata Nurul.


Dalam laporannya Disrektur RS dr AR Siswanto mengatakan Instalasi Pelayanan Thalassaemia terpadu RSUD Banyumas ini dibangun sejak tahun 2014, dengan biaya Rp 6,5 milyar, yang berasal Rp 6 milyar berasal dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Sisanya berasal dari APBD Kabupaten Banyumas.


Instalasi Pelayanan Thalassaemia terpadu RSUD Banyumas, terdiri dari tiga lantai, dengan kapasitas 30 orang untuk melakukan transfusi darah. Total luas bangunan mencapai 1.923 meter persegi dan disebut- sebut terlengkap dan terbagus di Indonesia.


PARSITO


Jumat, 20 Mei 2016