Bupati Banyumas Sadewo Terima Kunjungan UNCDF Bahas Program Hibah Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas

Kabupaten Banyumas

BANYUMAS - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Widodo Sugiri, menerima kunjungan dari perwakilan United Nations Capital Development Fund (UNCDF) dalam rangka diskusi program kerja sama penanganan sampah di Kabupaten Banyumas. Pertemuan berlangsung di Ruang Joko Kahiman dan turut dihadiri perwakilan dari Green Prosa, PT BIJ, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada Rabu (11/06/2025)

Dalam paparannya, Bupati Sadewo menjelaskan bahwa Banyumas telah mendapat kepercayaan menerima hibah internasional dari UNCDF, yang merupakan bagian dari Program Smart Green Asian Cities (SGAC).

"Hibah sebesar USD 150.000 ini tidak bisa langsung dikucurkan ke pemerintah daerah karena regulasi nasional. Maka, penyalurannya dilakukan melalui mekanisme khusus yang melibatkan PT BIJ dan Green Prosa, sebagai mitra pelaksana UNCDF,” jelas Sadewo.

Ia menambahkan, hibah ini menjadi peluang awal kerja sama dan membuka kemungkinan bantuan lainnya di masa mendatang.

“Saya sangat terbuka terhadap semua bentuk hibah maupun grant, asalkan sesuai aturan yang berlaku. Yang penting, tujuan utamanya adalah memperkuat sistem pengelolaan sampah kita,” tegas Sadewo.

Perwakilan dari PT BIJ menjelaskan bahwa dari total hibah USD 150.000, sekitar USD 120.000 akan disalurkan secara bertahap hingga akhir tahun 2025. Program ini difokuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi RDF (Refuse Derived Fuel) yang saat ini telah diproduksi oleh Banyumas.

"Produksi RDF saat ini baru sekitar 8 ton per hari, dan dengan hibah ini ditargetkan meningkat menjadi 56 ton per hari. Ini akan sangat membantu dalam mengurangi beban TPA dan memperluas pemanfaatan energi alternatif," ujar perwakilan PT BIJ.

Dana hibah disalurkan melalui Green Prosa ke Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah aktif dalam pengelolaan sampah. Mekanisme ini dipilih agar KSM dapat mendapatkan pendampingan intensif dan meningkatkan profesionalisme mereka.

"Dari total hibah, hanya sekitar USD 30.000 yang langsung dikelola Green Prosa. Sisanya difokuskan untuk KSM sebagai penerima manfaat. Ini juga sebagai uji coba agar mereka bisa naik kelas dan ke depannya menjadi entitas yang bankable secara finansial,” jelas Perwakilan Green Prosa.

Sebagai langkah awal, KSM Brayan di Desa Tanjung ditunjuk sebagai lokasi piloting program. KSM ini telah aktif mengedukasi masyarakat dalam pemilahan sampah dari hulu, yang merupakan bagian paling mahal dalam proses pengolahan.

“Biaya pemilahan dari hulu bisa mencapai 40%. Jika masyarakat sudah memilah dari rumah, maka efisiensi bisa dicapai. KSM Brayan menjadi contoh awal,” tambah Green Prosa.

Program ini memiliki waktu pelaksanaan yang singkat, yakni hanya sekitar 6 bulan, bahkan efektif mungkin hanya 3 hingga 4 bulan karena proses administrasi dan pengadaan.

“Kami tidak menargetkan terlalu tinggi, tetapi fokus pada kualitas, dampak nyata, dan keberlanjutan,” tegas pihak Green Prosa.

Program SGAC dari UNCDF memilih Banyumas karena dinilai sebagai daerah yang telah berkomitmen kuat dalam pengelolaan sampah. Dukungan dari BPDLH juga turut membantu menyalurkan hibah luar negeri kepada pelaksana, yaitu PT BIJ (untuk RDF dan pembinaan) dan Green Prosa (untuk KSM).


Kamis, 12 Juni 2025