Diorama Mejadikan Museum Soedirman Purwokerto Semakin Menarik

Kabupaten Banyumas

Diorama Mejadikan Museum Soedirman Purwokerto Semakin Menarik

Museum Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman saat ini menjadi bertambah menarik, dengan selesainya pembuatan diorama. Terdapat 22 diorama perjuangan Jenderal Soedirman dari sekolah taman kanak-kakan sampai Beliau meninggal.  

Musium ini berlokasi di pinggir Sungai Logawa Kecamatan Purwokerto Barat, kurang lebih tiga kilometer dari pusat Kota Purwokerto dan berada di tepi jalan utama Purwokerto-Jakarta.

Bupati Banyumas Ir Achmad Husein saat meresmikan pembangunan diorama Rabu (18/2) mengatakan bahwa sejarah perjalanan bangsa tak lepas dari perjuangan Jenderal Soedirman, maka sudah selayaknya mendapat penghargaan dan menjadikan perjuangan itu tauladan kepada generasi selanjutnya. “Generasi muda harus meniru, sikap kesederhanaan, rela berkorban dan kegigihan Jenderal Soedirman agar Indonesia kedepan menajdi lebih baik” kata Bupati disela-sela menyaksikan diorama.

Lebih lanjut Bupati meminta kepada kepala SKPD dan para camat untuk mengajak warga dan pelajar untuk meyaksikan museum ini.

Pembangunan museum yang semula hanya menyajikan foto-foto dokumentasi saat ini sudah menjadi diorama yaitu sejenis benda / patung miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan.

Pengelola Museum Hasto Wisnu Prabowo mengatakan bahwa museum yang terdiri dua lantai ini menyajikan 22 diorama perjalanan perjuangan, dan berbagai tempat sejarah dipajang di lantai dasar.

Diorama menceritakan pendidikan Soedirman dimulai dari TK, HIS dilanjutkan di MULO Wiworotomo di Cilacap. Aktif dalam Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan Hizbul Wathon (HW). Sekolahnya di HIK Surakarta tidak dapat dilanjutkan karena ayahnya meninggal dan kembali ke Cilacap. Sebelum bergabung dengan tentara beliau pernah menjadi guru HIS Muhammadiyah di Cilacap.

“Pada masa pendudukan Jepang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (semacam DPRD) di Banyumas mewakili Cilacap. Memasuki pendidikan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor dan kemudian menjadi Daidanco di Kroya “ jelasnya.

Memasuki periode Perang Kemerdekaan beliau diangkat menjadi Komandan Resimen I Divisi V dengan pangkat letnan kolonel kemudian atas prestasinya yang gemilang beliau diangkat menjadi Panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat kolonel. Dalam Konferensi Tentara Keamanan Rakyat pertama tanggal 12 November 1945 dipilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.

Pada tanggal 18 November 1945 dilantik oleh Presiden Republik Indonesia menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat dengan pangkat letnan jenderal dan kemudian menjadi Panglima Besar Angkatan Republik Indonesia dengan pangkat jenderal.

Jenderal Soedirman wafat pada hari Senin Pon tanggal 29 Januari 1950 dalam usia 34 tahun. Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta tanggal 30 Januari 1950 dalam suatu upacara militer dipimpin Letkol Soeharto.

“Di lantai atas berisi relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945, relief perjuangan Jenderal Soedirman dalam merebut Yogyakarta dari kekuasaan penjajah Belanda dan patung Panglima Besar Jenderal Soedirman” kata Hasto.


20 02 2015 07:41:41